..::: Selamat Datang :::..

Di Blog Eki yang Sederhana

Selasa, 15 Desember 2009

Tips Melupakan Orang yg Pernah Kita Cintai

Berpisah dengan orang yang pernah kita cintai memang sangat menyedihkan. Perasaan menjadi terombang-ambing, emosi menjadi tidak terkendali dan kadangkala tindakan kekerasan dapat dilakukan terhadap orang lain sebagai pelarian rasa sakit.

Namun sebenarnya hal-hal negatif tidak perlu terjadi, asalkan Anda lebih dapat mengontrol emosi serta merenung sejenak. Bahkan mungkin hubungan Anda bersamanya dapat berakhir sebagai teman setelah cinta Anda berdua usai.

Anda perlu tahu, Anda sedang berada dalam situasi putus cinta tahap ke berapa. Apakah sudah pada tahap siap memecahkan barang-barang, atau Anda sudah melakukannya? Atau mungkin Anda masih pada tahap meratapi cinta yang lalu.

Langkah berikutnya tergantung pada tahap apa yang sedang Anda alami. Jika Anda berada dalam tahap siap-siap untuk mengakhiri kisah cinta Anda, lakukanlah. Jangan tunda satu hari pun untuk menyembuhkan lukanya (atau luka Anda). Jika hubungan Anda sudah selesai, terimalah. Meskipun Anda bukan orang yang mengakhirinya, belajarlah dari pengalaman Anda dan cobalah untuk maju.

Apapun kondisi Anda. Akhirnya, tidak penting lagi apa yang dipikirkan orang lain, tetapi apa yang bisa membuat Anda tenang. Dan penting bagi Anda adalah masa-masa di mana Anda lebih memperhatikan diri Anda dibandingkan masa-masa Anda berduka.

Menerima kenyataan bahwa Anda putus adalah sulit, tetapi dengan melakukan hal ini Anda akan pulih lebih cepat dan mudah. Pada masa ini mungkin perasaan Anda bermacam-macam. Bingung, merasa dikhianati atau bimbang adalah sebagian kecil yang bisa disebutkan. Ingatlah Anda cuma kehilangan seorang kekasih. Wajar untuk berduka, bahkan membiarkan diri Anda berduka untuk beberapa saat adalah hal yang wajar.

Setelah masa berduka, sekaranglah waktunya untuk melangkah maju. Hal ini memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Tetapi ada cara melakukan ini agar berhasil.

Mencari tahu siapa sebenarnya teman-teman terbaik Anda, kemudian bergabunglah dengan mereka. Keluar dan bersenang-senanglah.

Buatlah daftar tentang hal-hal yang ingin Anda lakukan atau selalu ingin Anda lakukan. Ajak teman dekat Anda. Atau mungkin Anda melakukannya sendiri.

Tetap aktif secara fisik dan mental bisa membantu Anda melupakan mantan pacar. Ini bisa membebaskan pikiran Anda dari situasi yang sedang terjadi dan membantu Anda menatap masa depan.


Hal-hal lain yang mungkin dapat Anda lakukan:


Buang atau sembunyikan foto-foto atau benda-benda yang menyimpan kenangan atau membuat Anda ingat si dia.

Sibukkan diri Anda. Dengan belanja, tentu saja yang benar Anda butuhkan, berolah raga dan lain-lain.

Gunakan waktu untuk berkenalan dengan kegiatan baru atau lingkungan baru.

Lebih aktif melakukan kegiatan keagamaan Anda.

Kencanlah untuk menaikkan lagi kepercayaan diri Anda, tapi jangan asal tabrak.

Pergilah berlibur dengan teman-teman Anda.

Bicarakan perasaan Anda atau suasana hati Anda setelah putus cinta.

Nikmati kesendirian Anda untuk sementara. Anda mungkin akan merasakannya lebih menyenangkan.

Ajak teman wanita atau pria Anda keluar, mungkin sekadar jalan-jalan atau makan.

Dan yang harus Anda ingat, tidak ada sesuatu yang tidak bisa Anda atasi.

Hal terakhir yang harus diingat, tundalah untuk mencari pacar baru. Hubungan baru yang mungkin bisa saja mengobati luka hati Anda, tetapi sebaiknya jangan hanya mengikuti emosi Anda. Ketika akan memasuki hubungan baru, penting bagi Anda untuk benar-benar mengenal orang itu. *

Sumber : http://warungkopi.forumotion.net/

Kamis, 03 Desember 2009

Sambut Kritikan Dengan Tenang

Tak seorangpun di dunia ini yang senang dikritik, apalagi jika Anda sudah bersusah payah mengerjakan tugas atau pekerjaan, mendadak tim atau rekan Anda berkeberatan dan memberikan kritikan tak mengenakkan. Tapi kadang kita butuh kritikan karena dengan cara ini bisa membuat kita jadi lebih baik. Terkadang mendengar kritik memang menyakitkan hati, tapi jangan khawatir ada cara untuk membuat Anda berbesar hati dalam menerima kritikan.

* Tunjukkan pada orang yang mengkritik kalau Anda mendengarkan kritikannya dengan mengangguk atau tanda verbal lain yang diketahui.

* Mintalah lebih banyak informasi tentang komentar pengkritik sambil membuat diri Anda lebih tenang. Lihat dari segi positif dari kritik yang diberikan.

* Berikan tanggapan balik dengan perspektif Anda.

* Cari kesamaan antara perspektif Anda dan pengkritik, dan bangun kesamaan ini

* Tanyakan pendapatnya tentang pandangan Anda.

* Ungkapkan pendapat Anda dengan cara lain.

* Tunjukkan niat Anda untuk berkompromi. Lihat dari sisi keberatan si pengkritik dan beri tanggapan tentang bagaimana Anda akan menyelesaikan perbedaan ini. Tanyakan pendapatnya tentang solusi tersebut.

* Ingat Anda tak selalu bisa menyenangkan orang lain. Tanyakan pada diri sendiri apa pendapat pengkritik ini benar, atau hanya pendapat orang yang tidak dapat Anda senangkan(kpl/erl).

Kiamat 2012 dan Kesadaran Hari Kemudian

Oleh Ali Abubakar

FILM 2012 yang diputar di bioskop-bioskop di Jakarta, yang menggambarkan situasi kiamat tahun 2012 ini telah menyedot perhatian sehingga sekali sampai empat kali tayang. Karena film ini bercerita tentang hari kiamat yang menjadi bagian keimanan muslim, para ulama pun memberikan pendapat, bahkan putusan resmi. MUI Kabupaten Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu mengeluarkan kecaman terhadap film yang masuk bioskop Indonesia per 13 November lalu itu. MUI menilai film 2012 hanya akan membawa keresahan publik akan datangnya hari kiamat. Maka film tersebut haram ditonton.

Berbeda dengan pendapat MUI pusat yang merasa belum perlu mem-blow-up-nya. Menurut Amidan, salah seorang ketua MUI, film yang mengisahkan kiamat dunia itu belum sepenuhnya meresahkan masyarakat. Namun, jika film besutan sutradara Roland Emmerich itu terbukti berpengaruh buruk terhadap publik, maka MUI Pusat tidak segan meminta pemerintah menarik film itu dari peredaran. Film yang dibintangi aktor kenamaan Hollywood, John Cusack itu dikatakan Amidan tidak akan serta merta menyesatkan pandangan umat Islam akan hari kiamat; sebaiknya hanya dilihat dari segi positifnya saja (Republika online, 19/11).

Film 2012 didasarkan pada ramalan suku Maya, salah satu suku paling terkenal sekaligus misterius di dunia. Suku yang tinggal di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah ini terkenal karena memiliki kebudayaan tinggi dan misterius karena punah tanpa diketahui sebab pastinya. Pada sistem kalender bangsa Maya yang merupakan kalender paling akurat hingga kini yang pernah ada di bumi. Penanggalan dimulai tahun 3113 SM sampai 2012 M. Bangsa Maya menyatakan pada tahun 2012, tepatnya tanggal 21 Desember 2012, merupakan “End of Times”. Maksud itu sendiri masih diperdebatkan oleh para ilmuwan, dan arkeolog. Suku Maya sendiri menganggap bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan “dimurnikan”, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.

Ramalan serupa juga diutarakan oleh beberapa Biksu di Tibet. Mereka mengatakan, pada awal tahun 2012 beberapa fenomena aneh akan bermunculan. Namun para Biksu berkeyakinan Bumi akan diselamatkan oleh sebuah kekuatan besar yang melindungi mereka secara kasat mata, sehingga peradaban manusia tidaklah musnah seluruhnya. Dengan kata lain, kiamat total belum terjadi saat itu.

Mengapa film Kiamat 2012 heboh? Ini karena kiamat adalah bagian dari keimanan agama-agama samawi (Yahudi, Kristen dan Islam) yang dianut sebagian besar penduduk bumi ini. Seluruh agama samawi meyakini bahwa kiamat adalah peristiwa yang pasti akan terjadi, namun semua penganutnya memercayai bahwa peristiwa itu tidak dapat diketahui kapan akan terjadi. Agama hanya mengajarkan sebab-sebab dan tanda-tanda akan terjadinya. Banyak kemiripan tanda kiamat antara Kristen dengan Islam, misalnya kedatangan Nabi Isa/Yesus dan matahari akan menjadi gelap. Selain itu, Alquran mengajarkan bahwa kiamat akan terjadi dengan tiba-tiba (QS 7: 187). Ini mirip dengan doktrin Kristen yang menyatakan bahwa kiamat akan datang seperti pencuri pada malam hari. Jadi, kiamat versi agama samawi benar-benar misterius!

Walaupun tidak dikenal istilah kiamat, tetapi dalam agama Hindu ada keyakinan bahwa setiap penciptaan selalu ada awal dan juga akhir (stiti, utpeti, pralina). Dianalogikan Tuhan mencipta dan mengakhiri ciptaannya seperti laba-laba yang menebar dan menarik jaring-jaring dari dan ke badannya. Semuanya berjalan sesuai hukum alam. Artinya, kelahiran dan kematian (musnah) bisa terjadi kapanpun sesuai dengan hukum alam dan hal itu terjadi berulang-ulang.

Agama Hindu membagi sejarah alam semesta dalam beberapa tahapan. Ringkasnya, sejarah bumi saat ini berada di zaman Kaliyuga ke-28 pada tahun Brahma ke 51. Jaman Kaliyuga ini di mulai pada Februari 3102 SM dan berakhir di 432.000 tahun kemudian (www.mediahindu.net). Dengan kata lain, umur bumi akan berakhir pada tahun 432.000-3.102 = 428.898 M atau masih ada sisa waktu 426.889 tahun lagi.

Tidak hanya kaum beragama, banyak ahli ilmu alam juga memprediksi bahwa alam akan berakhir, dengan berbagai teori. Teori yang paling sederhana terkait dengan umur matahari. Menurut mereka matahari mampu menyala selama 50 miliar tahun. Dengan kata lain, waktu menyala bagi matahari juga terbatas dan pada suatu saat nanti matahari tidak akan bersinar lagi. Ketika itulah kehidupan di bumi ini akan punah seluruhnya. Menurut versi ini, kiamat itu masih sangat jauh dari zaman kita.

Bagaimana dengan tahun 2012? Website Inggris “New Scientist”, menyatakan, badai matahari atau solar storm adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari (sunspot), biasanya akan memasuki periode aktivitas badai matahari setiap 11 tahun. Ilmuwan Amerika memperingatkan bahwa pada tahun 2012 bumi akan mengalami badai matahari dahsyat (solar blast). Menurut laporan khusus National Academy of Sciences, Amerika Serikat, Januari 2009, bencana besar tahun 2012 sangat mungkin terjadi.

Tampak bahwa walaupun sebagian agama atau kelompok ilmuan memprediksi kiamat itu sampai pada tingkat angka, namun tetap saja kapan terjadinya kiamat tidak dapat ditentukan dengan pasti. Kiamat yang pernah diramal tahun 1999 dan 10 November 2003 yang diyakini oleh salah satu sekte kecil Kristen ternyata tidak terbukti. Kiamat tetap misteri ilahi.

Kesadaran hari kemudian
Mengapa manusia demikian antusias pada peristiwa kiamat? Mengapa banyak ramalan tentang peristiwa yang maha dahsyat itu? Tentu, karena ia adalah masa depan umat manusia, masa depan kita semua. Karena kiamat adalah misteri ilahi, tetapi kedatangannya pasti, kita hanya dapat mempersiapkan diri menghadapinya, memenej diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa untuk itu. Selain itu, kiamat juga harus kita maknai tidak hanya sebagai akhir kehidupan tetapi juga sebagai Vision Principle (prinsip masa depan) sebagaimana dikemukakan Ary Ginanjar Agustian dalam buku ESQ.

Dalam Islam, hari kiamat juga disebut dengan 31 nama lain, salah satunya adalah yaumil akhir (Hari Akhir atau Hari Kemudian). Ini dapat bermakna bahwa keyakinan datangnya hari kiamat harus tercermin dalam keyakinan akan adanya masa depan yang harus dipertanggungjawabkan sebagai tujuan akhir setiap pekerjaan yang kita lakukan. Ini penting, karena begitu banyak orang yang berorientasi pada aktivitas menyelesaikan pekerjaan, bukan pada tujuan akhirnya. Hasilnya benar-benar tidak efektiv.

Begitu banyak proyek-proyek atau kegiatan-kegiatan yang kita lakukan berorientasi pada “realisasi anggaran maksimal”, “dapat terlaporkan” dan benar tepat waktu atau agar “anggaran tidak hangus atau dikembalikan”. Hasilnya, tidak jarang terjadi, dalam laporan dinyatakan semua kegiatan telah dilaksanakan dengan anggaran yang tersedia, tetapi hasilnya tidak maksimal, hanya seadanya, tidak mencapai sasaran, bahkan fiktif dan tidak ada manfaatnya sama sekali karena tujuan akhirnya tidak tercapai.

Betapa banyak orang yang bekerja karena motivasi jabatan, penghargaan, dan uang, yang akhirnya membuat dia menghalalkan segala cara untuk meraih ketiga hal itu. Ia menafikan fitrah kata hatinya yang memberontak terhadap perilakunya sendiri. Akibatnya, ia gagal membangun kepercayaan dan tak berhasil menjadi pemimpin. Ia lebih memegang prinsip Machavelli, yang mengajarkan “segala celah” untuk meraih kekuasaan. Visinya dibangun untuk mencari jabatan, penghargaan, serta uang.

Yang lebih buruk lagi adalah orang-orang yang meminta “jatah” persentase dari semua kegiatan pembangunan karena merasa telah “berjuang” atau “mengamankan” pembangunan itu. Ini adalah contoh orang yang tidak memiliki kesadaran Hari Kemudian. Tidak memiliki sense of responsilibily (rasa tanggung jawab) untuk masa depan dan senantiasa berpikir untuk jangka pendek. Tidak memiliki kesadaran bahwa Allah senantiasa mengawasi perbuatan manusia. Yang mereka lakukan sesungguhnya adalah distorsi terhadap rukun iman mereka sendiri. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah dilakukannya sebagai persediaan untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Tahu Benar apa yang kamu kerjakan” (QS 59: 18).

Ari Ginanjar Agustian mengungkap: “Kesadaran adanya Hari Kemudian adalah kendali dan pengawasan yang bersumber dari dalam, yang akan memberikan sistem pengawasan melekat yang mandiri, agar manusia selalu berada di jalan terbaiknya, terhindar dari kesalahan yang dibuatnya. Tatkala ia merasa sudah tidak ada orang lain yang mengawasi secara langsung untuk berbuat kesalahan atau kecurangan, maka kesadaran akan Hari Kemudian dengan sendirinya akan mengendalikan dirinya…. Saat setiap orang merasa menghadapi tekanan dari kondisi lingkungan yang terus berubah tanpa mampu dirinya sendiri secara langsung mengendalikannya, ia akan merasa aman dengan adanya janji Tuhan” (ESQ hlm. 213). “Dan bahwa kepada Tuhanmu akhirnya kamu akan kembali” (QS 53: 42).

Betapa indahnya hidup kalau kita memaknai ramalan-ramalan hari kiamat dengan Hari Kemudian atau masa depan. Tidak akan ada ketakutan karena yang paling penting adalah beramal dan bekerja dengan orientasi tujuan akhir yang tepat. Tidak akan khawatir atau resah; jangankan kiamat tahun 2012, kiamat bulan depan pun kita akan siap kalau sudah bekerja dengan kejujuran dan pengawasan dari dalam diri kita sendiri dan merencanakan pencapaian maksimal pada tujuan akhir. Bukankah tahun 2012 itu masa depan kita juga? Jangan takut kiamat 2012, tapi takutilah kerusakan iman kita yang tidak punya kesadaran akan Hari Kemudian. Kehidupan akhirat (masa depan) lebih baik dan lebih kekal (QS 87: 17).

*Penulis adalah dosen Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Sumber : serambinews.com

Rabu, 02 Desember 2009

Konsep Jihad dalam Saman

Oleh Yusra Habib Abdul Gani

Konfigurasi gerak tari Saman, selama ini dipahami orang sebagai kreasi seni tari biasa. Tak hanya bisa dimainkan orang Gayo dalam bahasa Gayo, tetapi juga bisa dipentaskan oleh siapa saja dan dalam bahasa apa saja. Ini kesalahan fatal sekaligus pelècèhan terhadap missi dari Saman itu sendiri. Tari sejuta tangan ini tidak bisa dicerna dan dihayati, sekiranya tidak memahami keseluruhan gerak yang diperagakan. Saman adalah tari yang mengandung konsep jihad yang disimbulkan lewat irama dan gerak. Dari komposisi, sjèh (pemimpin) atau disebut juga ‘Pengangkat’ mesti duduk di tengah para pemain yang jumlahnya ganjil (13, 15 atau 17 orang). Sjèh bukan remote untuk menggerakkan orang lain beraksi, tetapi sosok pemimpin yang mesti sinkron dengan aturan main; memimpin sekaligus menjadi orang yang dipimpin. Tari Saman tidak menghendaki terjadi: “Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan, sementara kamu mengelakkan diri...” (Q: Al-Baqarah, ayat 44).

Karena tari ini dimainkan dalam bentuk group, maka sjech bukan tokoh tungggal yang dikultuskan. Dia didampingi oleh ‘Pengapit’ (staf) sebelah kiri dan kanan yang berperan membantu gerak maupun syair. Jadi, tari Saman, menolak falsafah ‘individualism’, dan menganut penegakan ‘colletivism’. Kebersamaan harus disokong dan diperkuat oleh tiang penyangga antara sesama anggota. Karena itu, dipasang ‘Penupang’, yang posisinya berada di sisi paling kanan dan kiri. Peranan ‘penupang’ disifatkan sebagai akar tunggang rumput “jejerun” (bahasa Gayo), sebagai simbol kekokohan. Komitmen “Bersatu teguh, bercerai rubuh.” maka jangan ada satu pun anggota yang membuat kesilapan dan kesalahan gerak. Karena akan berimbas dan menghancurkan seluruh gerak dan irama. Jadi, sinkronisasi gerak dan persamaan perasaan sangat diutamakan. Ini berarti, pemimpin baik dalam situasi revolusi atau damai, harus berada di tengah-tengah masyarakat, tidak merasa dirinya sebagai tokoh tunggal, akan tetapi sebagai bentuk kekuatan kolektif yang ditopang oleh jamaah.

Tari Saman dimulai dengan gerak “Rengum”, yakni: suara ngauman dipimpin oleh syèh, senyawa dengan ucapan “salam”. Pada tahap ini, terdengar suara magic berdengung, mengalun bersama ayunan tubuh yang lentur dalam posisi ‘berlembuku’ rapat membujur membentuk garis horizontal, sambil melafadhkan kalimah:

“Hmmmm laila la ho

Hmmmm laila la ho

Hmmmm tiada Tuhan selain Allah

Hmmmm tiada Tuhan selain Allah”

Nada dan gerak “rengum” adalah ‘kasat, ‘takrat’ dan ‘takyin’ untuk memulai tari, agar masing-masing peserta memusatkan kekuatan (concentration). Atasnama kalimat tauhid inilah gerak group bermula. “Rengum” diucapkan dalam suara minor yang mampu menggetarkan jiwa-jiwa yang mati dan perasaan kuyu menjadi garang. Kalimat tauhid ini sengaja disisipkan sjèh Saman (tokoh penemu Saman) sebagai missi jihad dan dakwah Islam lewat tari Saman yang sebelumnya diperankan dalam “Pok Ane-ané” (permainan rakyat yang dimainkan secara bebas). Keseragaman dalam gerak “rengum”, bagaikan sebilah pedang Samurai yang sudah diisi dengan kalimat tauhid untuk melakukan berapa varian gerak berikutnya. Gerak ini menukar rasa ke-aku-an (individualism) kepada rasa ke-kami-an dan akhirnya wujud rasa ke-kita-an (collectivism) dan melarutkan diri masing-masing ke dalam lautan gerak dan irama hidup. Mereka layaknya seperti pasukan lebah menyerang, dimana sang ratu lebah tidak nampak; semua penari adalah komandan dan anak buah. Inilah yang disebut “ratip sara nanguk, nyawa sara peluk” (“ratip satu angguk, nyawa satu peluk”). Dalam falsafah Aceh dikatakan: “hudép beusaré, maté beusadjan, sikrék kapan saboh keureunda”. Gerak “rengum”, selain dikenal dalam Saman, terdapat juga dalam pengantar mantra doa untuk menghidupkan ‘pedang berkunci’, yaitu: alat perang yang khas di tanah Gayo. Inilah proses pengenalan diri dalam jiwa masing-masing.

Tahap kedua adalah gerak “Dering”, yaitu: varian gerak yang dimainkan oleh semua penari. Gerak ini diantarkan oleh irama ‘Ulu ni lagu’ ( ‘kepala lagu)’. Para penari akan memasuki tahap memperagakan pelbagai ragam gerak. Proses perubahan dari gerak “rengum” kepada “dering” hanya berlangsung dalam seketita saja. Setelah dirangsang oleh suara syèh, secara perlahan-lahan penari memperagakan variasi gerak tangan, menepuk dada, gesekan badan dan putaran kepala. Pada peringkat ini, suara dan gerakannya masih datar dan lamban.

“Dering” adalah sylabus pengajaran kepada masyarakat yang berbeda tingkat kesadaran, pengetahuan dan pemahaman; tidak ada unsur paksaan, disuarakan dalam bahasa asli (Gayo) yang sopan dan jelas. Barulah kemudian, syèh mengalunkan suara melengking, sekaligus memberi aba-aba akan memasuki tahap gerak cepat. ‘Warning’ itu berbunyi: “Inget-inget pongku male i guncang” (“Ingat-ingat teman akan diguncang”). Inilah klimaks gerakan tari saman, dimana penari secara optimal mengetengahkan varian gerak putaran kepala yang mengangguk (girik), tangan yang menepuk dada dan paha maupun gerakan badan ke atas-bawah, miring ke kiri-kanan bersilang (singkéh) maupun petikan jari (kertèk). Di sini tidak terdapat lirik, irama dan suara. Sepenuhnya aksi. Di tengah kemucak itu, tiba-tiba menyusul gerak “Uak ni kemuh” (“obatnya gerak”) atau gerak neutral yang disenyawakan dengan nada minor yang datar. Saat stamina penari pulih semula, aksi gerak cepat beraksi kembali. Inilah tahap kesaksian dan pengenalan fakta yang disaksikan dengan mata kepala sendiri.

Tahap ketiga adalah: gerak “Redet”. Menampilkan lagu dalam lirik singkat dan jelas. Ianya pesan singkat yang harus didengar sambil menanti arahan selanjutnya. Pengkabaran (informasi) agar orang tahu persis akan pesan yang disampaikan. Yang berarti, manusia adalah pelaku dari informasi yang didengarnya!

Tahap keempat adalah: gerak “Syèh”. Menyampaikan warkah. Pada peringkat ini, syèh mengalunkan lagu dengan suara tinggi melengking dan panjang, sebagai aba-aba akan terjadi pertukaran gerak. Inilah kiat dari roda kehidupan manusia yang sarat dengan perubahan. Penciptaan dan penghancuran; penjajahan dan kemerdekaan; kekayaan dan kemiskinan; kehidupan dan kematian.

Tahap kelima (terakhir) adalah: gerak “Saur” atau penutup. Gerak ini adalah pengulangan bunyi reff yang disuarakan syèh oleh seluruh penari. Ini mengisaratkan tentang bay’ah massal, dedikasi, setia dan taat kepada pemimpin. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa: “Rengum” adalah kesadaran, kesaksian dan komitmen; “dering” berarti introspeksi, pengenalan, pengajaran dan kesopanan; “Redet” adalah pesan singkat, nota penting dan harapan; “Syèh” ialah seruan umum, imamah dan tanggungjawab dan “Saur” yang berarti pernyataan kesetiaan, dedikasi dan kekompakan.

Keseluruhan variasi gerak Saman seperti: guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua bahasa Gayo) adalah refleksi dari pesan-pesan, hanya saja orang acuh dan hanya terpaku dengan geraknya. Saman bukan konsep hijrah dan menyerang (ofensive) melainkan konsep bertahan (defensive). Di sini dibuktikan bahwa, refleksi ruh tari Saman terpantul dalam perang melawan Belanda di Kuta Rèh, Penosan, dll tahun 1907. Ketika pasukan Van Dallen merambah masuk ke Gayo Luwes; hanya orang yang sudah melewati “rengum”, “dering”, “Redet”, “Syèh” dan “Saur” saja yang bersabung dengan serdadu Belanda. Selebihnya: anak-anak, perempuan dan lekaki tidak menyelamatkan diri ke dalam hutan. Mereka membentuk gerak Saman dengan cara merapatkan shaff (ingat: barisan penari Saman yang membentuk garis horizontal) dan mengurung diri dalam satu kawasan yang dipagar dengan babu runcing. Tidak mau bergeming. Inilah sumpah tentang: tanah, negara dan kehormatan. Di atas yang bertuah ini kami lahir dan mati dengan darah. Darah adalah rahasia! Dalam konteks ini, Van Dallen berkata: “sepanjang sejarah penaklukan bangsa-bangsa lain, belum pernah kami mendapati orang yang begitu berani dan fanatik, kecuali: orang Gayo.”

Orang Gayo hanya tahu mempertahankan diri, bukan melarikan diri. Itu sebabnya, semasa perang melawan Belanda, mereka tidak menyelamatkan diri ke luar Aceh. Bagaimana aplikasi jiwa Saman dalam situasi sekarang? Haruskah mengisolasi diri dalam pagar “kuta Rèh”?, No! Saatnya orang Gayo Luwes menyatukan diri dalam kebulatan tekad dan suara untuk menentukan nasib masa depan Daerah ke arah yang lebih maju dan gerak Saman perlu ditafsirkan semula dalam konteks kehidupan ke-kini-an kita. Insya-Allah!

*Penulis adalah Director Institute for Ethnics Civilization Research

Sumber : serambinews.com

Asal-Usul Rumah Aceh di Mekkah

Catatan M Adli Abdullah

Desember, jemaah haji dari Aceh akan kembali. Harapan meraih haji mabrur. Sambil menunggu kepulangan para tamu Allah itu, saya tertarik mengungkapkan impian dua tokoh Aceh yaitu Tgk. Abdurrahman BTM (pimpinan dayah) dan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Seperti dikatakan kepada wartawan Serambi, mereka akan memulangkan dana tanah wakaf di Arab Saudi saat ini. “Nah, kalau pimpinan yayasan Baitul Asyi nanti bersedia, dana tersebut dapat disisihkan pula kepada sejumlah pesantren di Aceh.”

Namun setelah bertemu dengan pengurus Baital Asyi Syekh Munir Abdul Ghani Mahmud Asyi yang dibantu oleh Syekh Khalid bin Abdurrahim bin Abdul Wahab Asyi dan wakil pemerintah Saudi yang ditempatkan di yayasan Baitul Asyi Syekh Dr. Abdul Lathif Balthu. Pengurus Baitul Asyi menuturkan bahwa. “Peruntukannya memang untuk jamaah haji yang berasal dari negeri Aceh, sesuai dengan ikrar wakaf dan kami telah jalankan dengan sangat baik,”

Tahun ini masing-masing jamaah haji Aceh memperoleh 1200 —1400 rial. “Sesuai amanah, bahwa dana sewa itu hanya diberikan untuk jamaah haji Aceh. Tidak boleh diberikan kepada orang lain” kata pengurus Yayasan wakaf Aceh Baitul Asyi kepada Tgk Abdurrahman BTM. Tidak hanya itu, Irwandi berusaha melakukan hal yang sama yakni ‘harta milik Allah’ dikelola oleh pemerintah Aceh. Seakan-akan dia ingin mengatakan bahwa harta wakaf di Mekkah tersebut harus dikelola oleh pemerintah Aceh. “Saya berharap petugas yang mewakili Pemerintah Aceh bisa melobi nazir Baitul Asyi, sehingga aset-aset wakaf bisa dikelola sendiri,” kata Irwandi seraya menambahkan, perlu meneladani sikap dan tindakan mereka dengan menginfakkan kompensasi wakaf tersebut sekembalinya dari tanah suci, sehingga manfaatnya juga bisa dirasakan oleh masyarakat Aceh di tanah air yang belum mampu berhaji.

Pengelolaan tanah wakaf di Saudi Arabia di bawah pengawasan Kementerian Haji dan Wakaf khusus tanah wakaf Aceh Baitul Asyi, pemerintah Saudi telah menempatkan pengawas (sekarang) Syekh Dr. Abdul Lathif Balthu agar pengelolaannya sesuai dengan ikrar yang dilakukan oleh Habib Bugak Asyi (Habib Abdurrahman Al-Habsyi) yang datang ke hadapan Hakim Mahkmah Syariyah Mekkah pada 18 Rabiul Akhir tahun 1224 H (tgl dan bulan masehi???)

Di depan hakim Habib Bugak Asyi menyatakan keinginannya mewakafkan sepetak tanah dengan sebuah rumah dua tingkat di atasnya dengan syarat; rumah tersebut dijadikan tempat tinggal jemaah haji asal Aceh yang ke Mekkah untuk menunaikan haji dan tempat tinggal orang asal Aceh yang menetap di Mekkah. Sekiranya karena sesuatu sebab tidak ada lagi orang Aceh yang datang ke Mekkah untuk naik haji maka rumah wakaf ini digunakan untuk tempat tinggal para pelajar (santri, mahasiswa) Jawi (nusantara) yang belajar di Mekkah. Sekiranya karena sesuatu sebab mahasiswa dari Nusantara pun tidak ada lagi yang belajar di Mekkah maka rumah wakaf ini digunakan untuk tempat tinggal mahasiswa Mekkah yang belajar di Masjid Haram. Sekiranya mereka ini pun tidak ada juga maka wakaf ini diserahkan kepada Imam Masjid Haram untuk membiayai kebutuhan Masjidil Haram.

Tidak mampu memelihara warisan
Permasalahan tanah wakaf peninggalan peradaban negeri Aceh bukan hanya ada di tanah haram. Sekarang banyak tanah wakaf di Aceh yang tak jelas statusnya. Sebut saja tanah di sekitar Meuligoe Gubernur (pendopo) hingga ke belakang Masjid Raya adalah tanah wakaf yang punya nilai historis. Ironisnya, pemerintah Aceh tidak peduli atau tidak pernah menjaganya. Nah, ini dulu diselesaikan, kenapa pula tanah milik Allah yang jauhnya sekitar 3.000 km ini hendak dikelola oleh pemerintah Aceh.

Seperti diketahui, bahwa tradisi mewakafkan tanah adalah budaya orang Aceh. Sehingga tanah untuk membangun masjid, pendidikan dan pasar, selalu kalau ditelusuri adalah tanah wakaf. Namun, sekarang sebagiannya bukan lagi ‘harta milik Allah’ bahkan sudah diganti dengan sertifikat hak milik suatu instansi, bahkan menjadi milik pribadi, dan beberapa tanah wakaf bersejarah ditukar guling selama tiga dekade.

Seharusnya Pak Haji Irwandi Yusuf dan Tgk. BTM, harus meluruskan dulu tanah wakaf di Aceh ini. Bek ta meugoe bak umong gob (jangan menanam padi di sawah orang lain). Masih banyak pekerjaan pemerintah di Aceh sendiri, ketimbang harus ‘membajak’ di sawah orang lain. Tanah wakaf di Aceh yang tersebar dari Sabang-Kuala Simpang, tidak pernah tercatat di kantor Gubernur Aceh. Demikian pula, pemerintah Aceh tidak punya agenda untuk meluruskan tanah wakaf di Aceh. Mungkin karena tanah wakaf di Aceh tidak ada fee alias untungnya, maka diabaikan.

Pengelolaan tanah wakaf di haramain (Mekkah dan Medinah) berlangsung dengan baik sudah ratusan tahun. Nah, ini yang tak bisa ditiru di Aceh sekarang. Di Mekkah dan Madinah semua tanah wakaf tercatat rapi, karena mereka sadar bahwa tanah wakaf adalah ‘harta miliki Allah.’ Adapun di negeri Aceh ‘harta milik Allah’ ini sudah meubalot-balot. Pemerintah Aceh sendiri tak punya nyali untuk meluruskannya. Padahal, jika tanah wakaf di Aceh ditelusuri dan diluruskan, “harta milik Allah” malah bisa membantu rakyat Aceh. Ini mungkin lebih banyak nilai rupiahnya yang didapatkan daripada tanah wakaf di Mekkah dan Madinah.

Menurut informasi yang berkembang, terkuaknya kembali harta wakaf Aceh di Saudi Arabia di mulai oleh Tgk Anwar Fuadi Salam al-Asyi, yang bermukim di Mekkah sejak tahun 1981. Kepergian anwar Fuadi Abdussalam dibekali dengan silsilah keluarga (sarakata) dan dokumen dokumen wakaf Aceh yang diserahkan oleh Tuanku Hasyim Raja keumala. Pada saat itu Tgk Anwar juga memiliki sepucuk surat yang ditujukan kepada Syech Saleh Asyi di Dammam Saudi Arabia, nadhir wakaf Aceh. Pada tahun 1996, Tgk. Anwar Fuadi menulis buku Harta Wakaf Aceh. Ini disebabkan oleh nadhir wakaf baitul Asyi mengusir Tgk H Syamaun Risyad (Ketua MPU Kota Lhokseumawe sekarang ini). Ketua MPU ini tidak diizinkan tinggal di rumah Aceh di jiyad bir balilla. Karena solidaritas sesama masyarakat Aceh perantauan, maka Tgk Anwar memprotes pada nadhir wakaf, dan protes tersebut bisa dibaca dalam buku tersebut.

Karena Tgk Anwar memiliki dokumen wakaf lengkap. Bahkan dalam dokumen keluarga yang dimilikinya harta wakaf Aceh yang ada di Saudi sebagai berikut: wakaf Syech Muhammad Saleh Asyi dan isterinya Syaikhah Asiah (sertifikat no 324) di Qassasyiah, Wakaf Sulaiman bin Abdullah Asyi di Suqullail (pasar Seng), wakaf Muhammad Abid Asyi, Wakaf Abdul Aziz bin Marzuki Asyi, wakaf Datuk Muhammad Abid Panyang Asyi di Mina, Wakaf Aceh di jalan Suq Al Arab di Mina, Wakaf Muhammad Saleh Asyi di Jumrah ula di Mina, Rumah Wakaf di kawasan Baladi di Jeddah, Rumah Wakaf di Taif, Rumah Wakaf di kawasan Hayyi al Hijrah Mekkah , Rumah Wakaf di kawasan hayyi Al Raudhah, Mekkah, Rumah Wakaf di kawasan Al Aziziyah, Mekkah.

Ada juga wakaf Aceh di Suqullail, Zugag Al Jabal, dikawasan Gazzah, yang belum diketahui pewakafnya. Baru-baru ini ada juga rumah wakaf Syech Abdurrahim bin Jamaluddin Bawaris Asyi (Tgk Syik di Awe Geutah) di Syamiah Mekkah, Syech Abdussalam bin Jamaluddin Bawaris Asyi (Tgk di Meurah) di Syamiah, Abdurrahim bin Abdullah bin Muhammad Asyi di Syamiah dan Chadijah binti Muhammad bin Abdullah Asyi di Syamiah.

Sejatinya, Tgk. BTM dan Irwandi Yusuf memahami duduk persoalan mengenai keberadaan tanah wakaf Aceh yang ada di Mekkah. Jangan sampai ingin ‘membajak di ladang orang.’ Setiap pewakaf memiliki tujuan yang diniatkan kepada Allah. Matlamat inilah yang dijaga oleh pemerintah Arab Saudi. Sehingga suatu kejanggalan ketika ada dua tokoh Aceh ingin mengelola dan menarik manfaat yang berlawanan dengan niat dari pewakaf. Tanah wakaf adalah hubungan hamba dengan Allah. Di dalam konteks inilah kita bisa memahami mengapa Arab Saudi menjaga sekaligus menetapkan pengawas yang mengurusi seluruh tanah wakaf termasuk tanah wakaf Aceh.

Harapan kita adalah jangan ada pihak yang mengambil kepentingan di dalam tradisi dan tata kelola wakaf di Mekkah, sehingga ini bisa menurunkan derajat kehormatan orang Aceh. Saya mengusulkan agar Haji Irwandi beserta aparaturnya mampu meluruskan tanah wakaf yang sudah tidak jelas di Aceh saat ini. Dengan demikian, ketika jamaah haji pulang nanti, mereka juga bangga bahwa tanah wakaf di Aceh juga bisa lebih bermanfaat bagi mereka dan rakyat Aceh umumnya.

Sumber : serambinews.com

Bagaimana Memahami Ayat Allah di Alam

Dalam Alqur'an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya. Sebaliknya, ciri menonjol pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal, yaitu "…orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Aali 'Imraan, 3:190-191)

Di banyak ayat dalam Alqur'an, pernyataan seperti, "Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?", "terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal," memberikan penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh akan nikmat Allah ini:
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16:11)
Marilah kita berpikir sejenak tentang satu saja dari beberapa ciptaan Allah yang disebutkan dalam ayat di atas, yakni kurma. Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebutir biji di dalam tanah. Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik, muncul sebuah pohon besar berukuran panjang 4-5 meter dengan berat ratusan kilogram. Satu-satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini ketika tumbuh dan berkembang membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah tempat biji tersebut berada.

Bagaimanakah sebutir biji mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi sempurna.

Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di dalam tanah. Pengkajian ini menyimpulkan bahwa sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut?
Mungkinkah sebutir biji memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa?
Tak diragukan lagi, pertanyaan ini memiliki satu jawaban: biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang memiliki kemampuan membuat sebatang pohon. Dengan kata lain biji tersebut telah diprogram sejak awal keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada dalam pengetahuan Allah dan tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak terbatas. Dalam sebuah ayat disebutkan:
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). (QS. Al-An'aam, 6:59).
Dialah Allah yang menciptakan biji-bijian dan menumbuhkannya sebagai tumbuh-tumbuhan baru. Dalam ayat lain Allah menyatakan:
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (QS. Al-An'aam, 6:95)
Biji hanyalah satu dari banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta. Ketika manusia mulai berpikir tidak hanya menggunakan akal, akan tetapi juga dengan hati mereka, dan kemudian bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana", maka mereka akan sampai pada pemahaman bahwa seluruh alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.

Bangsa-bangsa yang Dihancurkan Allah

Usai beribadah haji atau umrah —kalau masih punya kesempatan dan uang lebih— Anda boleh singgah di Yordania, sebuah negeri kerajaan di sebelah utara Arab Saudi. Di sana ada sebuah daerah bernama Lembah Rum atau Lembah Petra yang menyimpan peninggalan purbakala nan mempesona.
Di lembah itu Anda dapat menemukan bangunan-bangunan indah dan besar seperti istana kekaisaran Romawi. Keindahan dan kekokohan bangunannya memang bisa membuat Anda berdecak kagum. Tapi yang lebih mengagumkan dan akan membuat Anda geleng-geleng kepala, ternyata bangunan itu dibuat dengan cara memahat bukit-bukit batu cadas. Orang modern sekarang ini pun belum tentu dapat membuat bangunan seperti yang mereka buat. Siapakah mereka yang membuat bangunan menakjubkan itu?

Kaum Tsamud
Para pembuatnya adalah kaum Tsamud, ummat Nabi Shalih, sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran: Dan kepada kaum Tsamud (Kami telah mengutus) saudara mereka, Shalih. Ia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada Ilah bagi kalian selain-Nya... Kalian dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kalian pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kalian merajalela di muka bumi membuat kerusakan.” (Surat Al-A’raaf ayat 73-74).
Pada ayat lain mereka disebut Ashabul-Hijri (penduduk kota Al-Hijr): Dan sesungguhnya penduduk (kota) Al-Hijr telah mendustakan para rasul, dan Kami telah mendatangkan kepada mereka (tanda-tanda) kekuasaan Kami, tetapi mereka selalu berpaling darinya. Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung batu (yang didiami) dengan aman. (Surat Al-Hijr ayat 80-82).
Kaum Tsamud adalah kaum yang mengingkari ajaran Nabi Shalih, bahkan mereka menyembelih unta betina yang merupakan mu’jizat Nabi Shalih, lalu menantang kedatangan adzab buat mereka.
Tantangan itu dijawab Allah dengan menimpakan benca gempa atas mereka. “Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.” (Surat Al-A’raaf ayat 78).
Pada ayat lain dikatakan, Allah juga mengirimkan bencana petir yang dahsyat: Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu, maka mereka disambar petir adzab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. (Surat Fushilat ayat 17)
Demikian dahsyatnya bencana yang Allah timpakan itu sehingga tiada seorang pun kaum Tsamud yang tersisa. Mereka punah: Dan kaum Tsamud, maka tidak seorang pun yang ditinggalkan-Nya (hidup). (Surat An-Najm ayat 51). Sehingga, kata Allah dalam Al-Quran, seolah-olah kaum Tsamud tidak pernah ada di muka bumi ini: Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Rabb mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud. (Surat Huud ayat 68)
Yang menakjubkan, meski petir yang Allah kirim itu memusnahkan seluruh kaum Tsamud namun bangunan hasil karya mereka tetap dibiarkan utuh oleh-Nya. Maksudnya tak lain agar menjadi bukti bagi kita, kaum yang hidup sesudahnya, tentang keberadaan suatu kaum ahli bangunan yang telah Allah binasakan karena kekafiran mereka. “Dan (juga) kaum ‘Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka...” (Surat Al-Ankabut ayat 38)
Kalau kita telaah isi Al-Quran ternyata tidak cuma kaum Tsamud yang punah dari muka bumi ini. Ada sejumlah kaum lain yang juga telah Allah binasakan, sebagaimana Dia jelaskan pada Surat At-Taubah ayat 70: “Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, `Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”
Bahkan di samping itu masih banyak lagi kaum atau bangsa yang telah Allah binasakan, meski tidak disebut namanya secara eskplisit dalam Al-Quran. “Dan (Kami binasakan) kaum ‘Ad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.” (Surat Al-Furqaan ayat 38)

Arsitek-arsitek Mungil di Alam

Binatang-binatang di alam sungguh menarik perhatian kita, terutama struktur tubuh mereka. Misalnya, citah memiliki sistem rangka dan sistem otot yang sempurna untuk berlari; elang memiliki desain aerodinamis paling unggul di dunia; dan lumba-lumba memiliki kulit serta tubuh yang diciptakan secara khusus, sehingga dapat berenang dan menyelam di air dengan sempurna. Gambaran tubuh binatang yang sempurna tanpa cacat ini adalah bukti untuk mengingatkan kita, bahwa tiap jenis makhluk hidup diciptakan oleh Allah.
Tapi, memiliki tubuh yang sempurna belumlah cukup. Sebab pada saat yang sama, binatang harus mengetahui bagaimana meng-gunakan bagian-bagian tubuhnya tersebut. Misalnya, sayap seekor burung hanya bermanfaat jika burung berhasil terbang, meluncur dan mendarat dengan sayapnya.
Berbagai satwa memperlihatkan keahlian mereka sejak saat mereka dilahirkan. Sebagai contoh, hanya perlu waktu setengah jam saja bagi bayi rusa yang baru lahir untuk berdiri dan berlari; bayi kura-kura yang sebelum menetas ditimbun dalam pasir oleh induk betinanya tahu, bahwa mereka harus memecah cangkang telur mereka dan bergerak ke permukaan pasir. Bahkan, mereka telah diajari bahwa segera setelah muncul di permukaan pasir, mereka harus mencapai lautan. Seolah-olah, semua binatang muncul di dunia ini dalam keadaan telah terlatih dengan baik.
Contoh paling menakjubkan dari ketrampilan mengagumkan yang dimiliki binatang adalah rumah yang mereka bangun sendiri dengan sangat ahli. Ketika kita memperhatikan arsitek-arsitek lain di alam, kita dapat dengan jelas melihat bahwa tiap-tiap mereka adalah keajaiban penciptaan. Marilah kita pelajari sebagian kecil saja dari ribuan contoh yang ada.

Si Buta Pembuat 'Gedung Pencakar Langit'

Rayap adalah serangga kecil yang menyerupai semut. Mereka hidup berkoloni dan membangun sarang raksasa untuk diri mereka sendiri. Satuan terkecil pembangun sarang tersebut adalah bata-bata mungil yang terbuat dari tanah, yang dibuat rayap-rayap pekerja dengan mencampurkan air liur mereka sebagai bahan perekat. Ukuran sarang rayap kadang dapat mencapai tiga sampai empat meter. Arsitektur sarang yang menyerupai bangunan pencakar langit raksasa bila dibandingkan dengan ukuran tubuh rayap itu sendiri, sungguh sangat menakjubkan.
Bagian dalam sarang rayap dipenuhi dengan lorong-lorong sempit. Di bagian dalam lorong-lorong tersebut, terdapat sekitar satu setengah juta rayap yang bekerja bersama dengan keharmonisan yang luar biasa.
Ketika kita mengamati penampang melintang sebuah sarang rayap, kita akan menemukan sebuah bilik khusus untuk ratu, sejumlah areal pertanian, gudang-gudang penyimpan dan lorong-lorong pengatur kondisi udara.
Rayap melakukan pekerjaan pembangunan dan perbaikan sarang. Selain itu, mereka juga senantiasa siap menghadapi musuh yang mungkin datang, serta bercocok tanam dalam sarang mereka dengan menanam jamur.
Kelangsungan hidup populasi besar seperti ini tergantung pada kondisi terpenting, yaitu kestabilan suhu dalam sarang dan keseim-bangan kadar air. Pemecahan masalah ini benar-benar sempurna. Papan-papan paralel dibuat di areal atap sarang rayap ini. Papan-papan yang terbuat dari lumpur tersebut mampu menyerap kandungan air yang dikeluarkan oleh tubuh rayap. Air ini menguap akibat panas di bagian dalam dan keluar menuju bagian atas melalui celah-celah pengatur kondisi udara pada sarang tersebut. Penguapan ini menurun-kan suhu dalam sarang dan juga menjamin kesinambungan sirkulasi udara. Panel-panel dalam sarang rayap melakukan fungsinya sebagai pengatur kondisi udara secara sempurna tanpa cacat.
Terdapat contoh memukau lainnya tentang pengetahuan konstruksi rayap. Spesies rayap lain, yang hidup di dataran Australia Utara, membuat sarang dengan bentuk menyerupai pisau belati, yakni sangat lebar dengan bagian tepi yang sangat tipis. Rahasia sarang ini terletak pada posisi sudutnya terhadap matahari. Rayap membangun sarangnya dengan sudut tertentu sehingga pada siang hari, ketika matahari berada di puncak ketinggi-an, sangat sedikit permukaan sarang yang terkena sinar matahari. Dengan demikian, panas yang diterima menjadi minimum. Sudut yang sama dipakai pada setiap sarang rayap jenis ini tanpa kesalahan.
Tapi, yang sesungguhnya paling menakjubkan adalah rayap yang mengerjakan semua bangunan megah ini ternyata buta. Jadi, bagaimana makhluk teramat kecil yang tak mampu melihat barang sesentimeter pun di depannya, mampu membangun menara raksasa berdasarkan perhitungan teknik yang rumit? Bagaimana satu setengah juta rayap dalam satu sarang mampu melakukan kerjasama sempurna seperti ini?
Ahli biologi David Attenborough, seorang naturalis terkenal berkebangsaan Inggris, berkomentar tentang pertanyaan ini pada salah satu dokumentasinya:
masing-masing (rayap) pekerja meletakkan adonan lumpur pada suatu tempat tertentu sebagaimana diinginkan oleh sebuah Rancangan Induk. Bagaimana mereka mampu mengerjakan hal tersebut, kita masih belum mengetahuinya.
Rancangan luar biasa yang tidak dapat dimengerti manusia, namun dipatuhi rayap tanpa sanggahan tersebut, adalah ilham yang diberikan Allah kepada makhluk ini.

Apartemen Bertingkat dari Kertas

Makhluk hidup lain yang mengingatkan kita pada lebah madu dengan kemampuan arsitektu-ralnya adalah lebah liar pembuat kertas. Spesies lebah ini mengunyah kayu dan menggu-nakannya untuk membuat selulosa, yakni kertas, di dalam mulutnya. Lalu ia menggunakan kertas ini untuk membangun sendiri sarangnya yang melingkar.
Ia membuat kantung-kantung heksagonal-persis seperti pada lebah madu-dari kertas yang ia rekatkan pada bagian dalam atap rumah. Ia menempatkan satu telur pada masing-masing heksagon pada atap rumah. Sekitar tiga minggu kemudian, larva menetas dari telur-telur tersebut. Larva ini menunjukkan kecerdasan yang mengejutkan dengan menutup lubang kantung yang sengaja dibiarkan terbuka oleh induknya. Dengan cara demikian, mereka menghindarkan diri jatuh ke lantai karena beban tubuh mereka. Setelah tumbuh beberapa minggu, mereka muncul dari dalam kantung sebagai lebah liar dewasa.
Lebah liar muda ini tidak menyia-nyiakan waktu dalam menjalani kehidupan. Setiap kewajiban yang harus mereka kerjakan telah diilhamkan dalam diri mereka oleh Pencipta mereka, yakni Allah.
Lebah muda tersebut memperbesar bangunan yang telah dimulai oleh induk-nya. Pada akhirnya, koloni yang lebih besar muncul. Sarang lebah tersebut kini telah menjadi sebuah blok apartemen bertingkat. Setiap lebah liar yang lahir di sini akan patuh secara penuh pada ilham yang diberikan kepadanya.

Rumah dari Lumpur

Pot kecil, yang mungkin pernah Anda jumpai dalam hidup anda, telah dibuat oleh spesies lebah liar lainnya. Lebah liar ini membuat lumpur lengket dengan mencam-purkan air liurnya dengan tanah lembab. Ia membuat pot-pot yang sangat seragam dengan menggunakan lumpur yang dibuatnya. Ia membuat bentuk pada lumpur tersebut dengan memutarnya secara terus-menerus. Ini adalah teknik yang sama sebagaimana yang digunakan manusia dalam pembuatan pot. Ketika pot selesai dibuat, ia tidak lupa untuk memberi leher dan lubang potnya. Ketika segala sesuatunya telah selesai, lebah tersebut memutar pantatnya ke arah mulut pot dan meletakkan telur di dalamnya. Setelah menambahkan sejumlah bahan makanan ke dalam pot, ia menutup rapat lubang mulut pada pot dan terbang pergi. Larva-larva yang menetas dari telur tersebut akhirnya akan memecah pot dan keluar untuk memulai hidup mereka secara mandiri.
Lebah-lebah muda yang lahir, mulai membangun pot-pot sempurna, persis seperti yang dilakukan oleh induknya, tanpa menjalani pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu. Ketrampilan sempurna yang mereka miliki diilhamkan dalam diri mereka oleh Allah, yang telah menciptakan mereka.
Oleh karena itu, yang seharusnya kita takjubi dan puji ketika menyaksikan segala bentuk keindahan, estetika dan kemegahan adalah kebesaran Allah, yang menciptakan dan mengilhami semua konsep ini sebagaimana yang Dia kehendaki pada diri makhluk hidup ciptaan-Nya.?

Berpikir Secara Mendalam

Banyak yang beranggapan bahwa untuk "berpikir secara mendalam", seseorang perlu memegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sungguh, mereka telah menganggap "berpikir secara mendalam" sebagai sesuatu yang memberatkan dan menyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini hanyalah untuk kalangan "filosof".
Padahal, sebagaimana telah disebutkan dalam pendahuluan, Allah mewajibkan manusia untuk berpikir secara mendalam atau merenung. Allah berfirman bahwa Al-Qur'an diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan atau direnungkan:
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran" (QS. Shaad, 38: 29).
Yang ditekankan di sini adalah bahwa setiap orang hendaknya berusaha secara ikhlas sekuat tenaga dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikir.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak mau berusaha untuk berpikir mendalam akan terus-menerus hidup dalam kelalaian yang sangat. Kata kelalaian mengandung arti
"ketidakpedulian (tetapi bukan melupakan), meninggalkan, dalam kekeliruan, tidak menghiraukan, dalam kecerobohan". Kelalaian manusia yang tidak berpikir adalah akibat melupakan atau secara sengaja tidak menghiraukan tujuan penciptaan diri mereka serta kebenaran ajaran agama. Ini adalah jalan hidup yang sangat berbahaya yang dapat menghantarkan seseorang ke neraka. Berkenaan dengan hal tersebut, Allah memperingatkan manusia agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang lalai:
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raaf, 7: 205)
"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman." (QS. Maryam, 19: 39)
Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan tentang mereka yang berpikir secara sadar, kemudian merenung dan pada akhirnya sampai kepada kebenaran yang menjadikan mereka takut kepada Allah. Sebaliknya, Allah juga menyatakan bahwa orang-orang yang mengikuti para pendahulu mereka secara taklid buta tanpa berpikir, ataupun hanya sekedar mengikuti kebiasaan yang ada, berada dalam kekeliruan. Ketika ditanya, para pengekor yang tidak mau berpikir tersebut akan menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang menjalankan agama dan beriman kepada Allah. Tetapi karena tidak berpikir, mereka sekedar melakukan ibadah dan aktifitas hidup tanpa disertai rasa takut kepada Allah. Mentalitas golongan ini sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur'an:
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?"
Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?"
Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?"
"Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang
berdusta." (QS. Al-Mu'minuun, 23: 84-90)

Berpikir dapat membebaskan seseorang dari belenggu sihir
Dalam ayat di atas, Allah bertanya kepada manusia, "…maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?. Kata disihir atau tersihir di sini mempunyai makna kelumpuhan mental atau akal yang menguasai manusia secara menyeluruh. Akal yang tidak digunakan untuk berpikir berarti bahwa akal tersebut telah lumpuh, penglihatan menjadi kabur, berperilaku sebagaimana seseorang yang tidak melihat kenyataan di depan matanya, sarana yang dimiliki untuk membedakan yang benar dari yang salah menjadi lemah. Ia tidak mampu memahami sebuah kebenaran yang sederhana sekalipun. Ia tidak dapat membangkitkan kesadarannya untuk memahami peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi di sekitarnya. Ia tidak mampu melihat bagian-bagian rumit dari peristiwa-peristiwa yang ada. Apa yang menyebabkan masyarakat secara keseluruhan tenggelam dalam kehidupan yang melalaikan selama ribuan tahun serta menjauhkan diri dari berpikir sehingga seolah-olah telah menjadi sebuah tradisi adalah kelumpuhan akal ini.
Pengaruh sihir yang bersifat kolektif tersebut dapat dikiaskan sebagaimana berikut:
Dibawah permukaan bumi terdapat sebuah lapisan mendidih yang dinamakan magma, padahal kerak bumi sangatlah tipis. Tebal lapisan kerak bumi dibandingkan keseluruhan bumi adalah sebagaimana tebal kulit apel dibandingkan buah apel itu sendiri. Ini berarti bahwa magma yang membara tersebut demikian dekatnya dengan kita, dibawah telapak kaki kita!
Setiap orang mengetahui bahwa di bawah permukaan bumi ada lapisan yang mendidih dengan suhu yang sangat panas, tetapi manusia tidak terlalu memikirkannya. Hal ini dikarenakan para orang tua, sanak saudara, kerabat, teman, tetangga, penulis artikel di koran yang mereka baca, produser acara-acara TV dan professor mereka di universitas tidak juga memikirkannya.
Ijinkanlah kami mengajak anda berpikir sebentar tentang masalah ini. Anggaplah seseorang yang telah kehilangan ingatan berusaha untuk
mengenal sekelilingnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada setiap orang di sekitarnya. Pertama-tama ia menanyakan tempat dimana ia berada. Apakah kira-kira yang akan muncul di benaknya apabila diberitahukan bahwa di bawah tempat dia berdiri terdapat sebuah bola api mendidih yang dapat memancar dan berhamburan dari permukaan bumi pada saat terjadi gempa yang hebat atau gunung meletus? Mari kita berbicara lebih jauh dan anggaplah orang ini telah diberitahu bahwa bumi tempat ia berada hanyalah sebuah planet kecil yang mengapung dalam ruang yang sangat luas, gelap dan hampa yang disebut ruang angkasa. Ruang angkasa ini memiliki potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan materi bumi tersebut, misalnya: meteor-meteor dengan berat berton-ton yang bergerak dengan leluasa di dalamnya. Bukan tidak mungkin meteor-meteor tersebut bergerak ke arah bumi dan kemudian menabraknya.
Mustahil orang ini mampu untuk tidak berpikir sedetikpun ketika berada di tempat yang penuh dengan bahaya yang setiap saat mengancam jiwanya. Ia pun akan berpikir pula bagaimana mungkin manusia dapat hidup dalam sebuah planet yang sebenarnya senantiasa berada di ujung tanduk, sangat rapuh dan membahayakan nyawanya. Ia lalu sadar bahwa kondisi ini hanya terjadi karena adanya sebuah sistim yang sempurna tanpa cacat sedikitpun. Kendatipun bumi, tempat ia tinggal, memiliki bahaya yang luar biasa besarnya, namun padanya terdapat sistim keseimbangan yang sangat akurat yang mampu mencegah bahaya tersebut agar tidak menimpa manusia. Seseorang yang menyadari hal ini, memahami bahwa bumi dan segala makhluk di atasnya dapat melangsungkan kehidupan dengan selamat hanya dengan kehendak Allah, disebabkan oleh adanya keseimbangan alam yang sempurna dan tanpa cacat yang diciptakan-Nya.
Contoh di atas hanyalah satu diantara jutaan, atau bahkan trilyunan contoh-contoh yang hendaknya direnungkan oleh manusia. Di bawah ini satu lagi contoh yang mudah-mudahan membantu dalam memahami bagaimana "kondisi lalai" dapat mempengaruhi sarana berpikir manusia dan melumpuhkan kemampuan akalnya.
Manusia mengetahui bahwa kehidupan di dunia berlalu dan berakhir sangat cepat. Anehnya, masih saja mereka bertingkah laku seolah-olah mereka tidak akan pernah meninggalkan dunia. Mereka melakukan pekerjaan seakan-akan di dunia tidak ada kematian. Sungguh, ini adalah sebuah bentuk sihir atau mantra yang terwariskan secara turun-temurun. Keadaan ini berpengaruh sedemikian besarnya sehingga ketika ada yang berbicara tentang kematian, orang-orang dengan segera menghentikan topik tersebut karena takut kehilangan sihir yang selama ini membelenggu mereka dan tidak berani menghadapi kenyataan tersebut. Orang yang mengabiskan seluruh hidupnya untuk membeli rumah yang bagus, penginapan musim panas, mobil dan kemudian menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang bagus, tidak ingin berpikir bahwa pada suatu hari mereka akan mati dan tidak akan dapat membawa mobil, rumah, ataupun anak-anak beserta mereka.
Akibatnya, daripada melakukan sesuatu untuk kehidupan yang hakiki setelah mati, mereka memilih untuk tidak berpikir tentang kematian.
Namun, cepat atau lambat setiap manusia pasti akan menemui ajalnya. Setelah itu, percaya atau tidak, setiap orang akan memulai sebuah kehidupan yang kekal. Apakah kehidupannya yang abadi tersebut berlangsung di surga atau di neraka, tergantung dari amal perbuatan selama hidupnya yang singkat di dunia. Karena hal ini adalah sebuah kebenaran yang pasti akan terjadi, maka satu-satunya alasan mengapa manusia bertingkah laku seolah-olah mati itu tidak ada adalah sihir yang telah menutup atau membelenggu mereka akibat tidak berpikir dan merenung.
Orang-orang yang tidak dapat membebaskan diri mereka dari sihir dengan cara berpikir, yang mengakibatkan mereka berada dalam kelalaian, akan melihat kebenaran dengan mata kepala mereka sendiri setelah mereka mati, sebagaimana yang diberitakan Allah kepada kita dalam Al-Qur'an :
"Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam." (QS. Qaaf, 50: 22)
Dalam ayat di atas penglihatan seseorang menjadi kabur akibat tidak mau berpikir, akan tetapi penglihatannya menjadi tajam setelah ia dibangkitkan dari alam kubur dan ketika mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di akhirat.
Perlu digaris bawahi bahwa manusia mungkin saja membiarkan dirinya secara sengaja untuk dibelenggu oleh sihir tersebut. Mereka beranggapan bahwa dengan melakukan hal ini mereka akan hidup dengan tentram. Syukurlah bahwa ternyata sangat mudah bagi seseorang untuk merubah kondisi yang demikian serta melenyapkan kelumpuhan mental atau akalnya, sehingga ia dapat hidup dalam kesadaran untuk mengetahui kenyataan. Allah telah memberikan jalan keluar kepada manusia; manusia yang merenung dan berpikir akan mampu melepaskan diri dari belenggu sihir pada saat mereka masih di dunia. Selanjutnya, ia akan memahami tujuan dan makna yang hakiki dari segala peristiwa yang ada. Ia pun akan mampu memahami kebijaksanaan dari apapun yang Allah ciptakan setiap saat.
Seseorang dapat berpikir kapanpun dan dimanapun
Berpikir tidaklah memerlukan waktu, tempat ataupun kondisi khusus. Seseorang dapat berpikir sambil berjalan di jalan raya, ketika pergi ke kantor, mengemudi mobil, bekerja di depan komputer, menghadiri pertemuan dengan rekan-rekan, melihat TV ataupun ketika sedang makan siang.
Misalnya: di saat sedang mengemudi mobil, seseorang melihat ratusan orang berada di luar. Ketika menyaksikan mereka, ia terdorong untuk berpikir tentang berbagai macam hal. Dalam benaknya tergambar penampilan fisik dari ratusan orang yang sedang disaksikannya yang sama sekali berbeda satu sama lain. Tak satupun diantara mereka yang mirip dengan yang lain. Sungguh menakjubkan: kendatipun orang-orang ini memiliki anggota tubuh yang sama, misalnya sama-sama mempunyai mata, alis, bulu mata, tangan, lengan, kaki, mulut dan hidung; tetapi mereka terlihat sangat berbeda satu sama lain. Ketika berpikir sedikit mendalam, ia akan teringat bahwa:
Allah telah menciptakan bilyunan manusia selama ribuan tahun, semuanya berbeda satu dengan yang lain. Ini adalah bukti nyata tentang ke Maha Perkasaan dan ke Maha Besaran Allah.
Menyaksikan manusia yang sedang lalu lalang dan bergegas menuju tempat tujuan mereka masing-masing, dapat memunculkan beragam pikiran di benak seseorang. Ketika pertama kali memandang, muncul di pikirannya: manusia yang jumlahnya banyak ini terdiri atas individu-individu yang khas dan unik. Tiap individu memiliki dunia, keinginan, rencana, cara hidup, hal-hal yang membuatnya bahagia atau sedih, serta perasaannya sendiri. Secara umum, setiap manusia dilahirkan, tumbuh besar dan dewasa, mendapatkan pendidikan, mencari pekerjaan, bekerja, menikah, mempunyai anak, menyekolahkan dan menikahkan anak-anaknya, menjadi tua, menjadi nenek atau kakek dan pada akhirnya meninggal dunia. Dilihat dari sudut pandang ini, ternyata perjalanan hidup semua manusia tidaklah jauh berbeda; tidak terlalu penting apakah ia hidup di perkampungan di kota Istanbul atau di kota besar seperti Mexico, tidak ada bedanya sedikitpun. Semua orang suatu saat pasti akan mati, seratus tahun lagi mungkin tak satupun dari orang-orang tersebut yang akan masih hidup. Menyadari kenyataan ini, seseorang akan berpikir dan bertanya kepada dirinya sendiri: "Jika kita semua suatu hari akan mati, lalu apakah gerangan yang menyebabkan manusia bertingkah laku seakan-akan mereka tak akan pernah meninggalkan dunia ini? Seseorang yang akan mati sudah sepatutnya beramal secara sungguh-sungguh untuk kehidupannya setelah mati; tetapi mengapa hampir semua manusia berkelakuan seolah-olah hidup mereka di dunia tak akan pernah berakhir?"
Orang yang memikirkan hal-hal semacam ini lah yang dinamakan orang yang berpikir dan mencapai kesimpulan yang sangat bermakna dari apa yang ia pikirkan.
Sebagian besar manusia tidak berpikir tentang masalah kematian dan apa yang terjadi setelahnya. Ketika mendadak ditanya,"Apakah yang sedang anda pikirkan saat ini?", maka akan terlihat bahwa mereka sedang memikirkan segala sesuatu yang sebenarnya tidak perlu untuk dipikirkan, sehingga tidak akan banyak manfaatnya bagi mereka. Namun, seseorang bisa juga "berpikir" hal-hal yang "bermakna", "penuh hikmah" dan "penting" setiap saat semenjak bangun tidur hingga kembali ke tempat tidur, dan mengambil pelajaran ataupun kesimpulan dari apa yang dipikirkannya.
Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman memikirkan dan merenungkan secara mendalam segala kejadian yang ada dan mengambil pelajaran yang berguna dari apa yang mereka pikirkan.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Aali 'Imraan, 3: 190-191).
Ayat di atas menyatakan bahwa oleh karena orang-orang yang beriman adalah mereka yang berpikir, maka mereka mampu melihat hal-hal yang menakjubkan dari ciptaan Allah dan mengagungkan Kebesaran, Ilmu serta Kebijaksanaan Allah.

Berpikir dengan ikhlas sambil menghadapkan diri kepada Allah
Agar sebuah perenungan menghasilkan manfaat dan seterusnya menghantarkan kepada sebuah kesimpulan yang benar, maka seseorang harus berpikir positif. Misalnya: seseorang melihat orang lain dengan penampilan fisik yang lebih baik dari dirinya. Ia lalu merasa dirinya rendah karena kekurangan yang ada pada fisiknya dibandingkan dengan orang tersebut yang tampak lebih rupawan. Atau ia merasa iri terhadap orang tersebut. Ini adalah pikiran yang tidak dikehendaki Allah. Jika ridha Allah yang dicari, maka seharusnya ia menganggap bagusnya bentuk rupa orang yang ia lihat sebagai wujud dari ciptaan Allah yang sempurna. Dengan melihat orang yang rupawan sebagai sebuah keindahan yang Allah ciptakan akan memberikannya kepuasan. Ia berdoa kepada Allah agar menambah keindahan orang tersebut di akhirat. Sedang untuk dirinya sendiri, ia juga meminta kepada Allah agar dikaruniai keindahan yang hakiki dan abadi di akhirat kelak. Hal serupa seringkali dialami oleh seorang hamba yang sedang diuji oleh Allah untuk mengetahui apakah dalam ujian tersebut ia menunjukkan perilaku serta pola pikir yang baik yang diridhai Allah atau sebaliknya.
Keberhasilan dalam menempuh ujian tersebut, yakni dalam melakukan perenungan ataupun proses berpikir yang mendatangkan kebahagiaan di akhirat, masih ditentukan oleh kemauannya dalam mengambil pelajaran atau peringatan dari apa yang ia renungkan. Karena itu, sangatlah ditekankan disini bahwa seseorang hendaknya selalu berpikir secara ikhlas sambil menghadapkan diri kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an :
"Dia lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)." (QS. Ghaafir, 40: 13)

Pompeii: Mengulang Sejarah Kaum Luth

Alqur'an mengisahkan kepada kita bahwa tidak ada perubahan dalam hukum Allah (sunnatullah):

“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah mereka kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu” (QS. Al-Faathir, 35:42-43).


Begitulah, “…sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah…”.
Siapapun yang menentang hukum Allah dan berusaha melawan-Nya akan terkena sunatullah yang sama. Pompeii, yang merupakan simbol dari degradasi akhlaq yang dialami kekaisaran Romawi, adalah pusat perzinaan dan homoseks. Nasib Pompeii mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran Pompeii terjadi melalui letusan gunung berapi Vesuvius.

Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia, khususnya kota Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai “The Mountain of Warning” (Gunung Peringatan). Tentunya pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab. Adzab yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah, yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii.

Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari letusan maha dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu membumihanguskan penduduk kota. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota termasuk segala aktifitas sehari-hari yang tengah berlangsung. Aktifitas yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada ketika bencana terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti ketika bencana tersebut terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu tidak bergeser dari tempatnya.

Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi; akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.

Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab.

Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sulit untuk dimengerti. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?

Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an, sebab Alqur'an secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, “penduduk suatu negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut:

“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29)

Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan:

“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.”

Kematian masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.

Kendatipun semua peringatan ini, tidak banyak yang berubah di wilayah di mana Pompeii dulunya pernah ada. Distrik-distrik Naples tempat segala kemaksiatan tersebar luas tidaklah jauh berbeda dengan distrik-distrik bejat di Pompeii. Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum homoseksual dan nudis (orang-orang yang hidup telanjang tanpa busana) tinggal. Pulau Capri diiklankan sebagai “surga kaum homoseks” di industri wisata. Tidak hanya di pulau Capri dan di Italia, bahkan hampir di seantero dunia, kerusakan moral tengah terjadi dan sayangnya mereka tetap saja tidak mau mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang dialami kaum-kaum terdahulu.

Nyamuk: Pemakan Darah?

Dalam Alqur'an, Allah seringkali menyeru manusia untuk mempelajari alam dan menyaksikan "ayat-ayat" yang ada padanya. Semua makhluk hidup dan tak hidup di jagat raya ini dipenuhi "ayat" yang menunjukkan bahwa alam semesta seisinya telah diciptakan. Di samping itu alam ini adalah pencerminan dari ke-Mahakuasaan, Ilmu dan Kreasi Penciptanya. Adalah wajib bagi manusia untuk memahami ayat-ayat ini melalui akalnya, sehingga ia pun pada akhirnya menjadi hamba yang tunduk patuh di hadapan Allah.
Kendatipun semua makhluk hidup adalah ayat Allah, uniknya ada sejumlah binatang yang secara khusus disebut dalam Alqur'an. Satu diantaranya adalah nyamuk:
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Rabb mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik (QS. Al-Baqarah, 2:26).
Mungkin banyak di antara kita yang menganggap nyamuk sebagai serangga yang biasa saja, atau bahkan menjengkelkan karena suka mengganggu orang tidur. Akan tetapi pernyataan: "Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu" semestinya mendorong kita untuk memikirkan keajaiban binatang yang satu ini.

Pemakan madu bunga
Anggapan banyak orang bahwa nyamuk adalah penghisap dan pemakan darah tidaklah sepenuhnya benar. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah dan bukan yang jantan. Di samping itu, nyamuk betina menghisap darah bukan untuk kebutuhan makan mereka. Sebab baik nyamuk jantan maupun betina, keduanya hidup dengan memakan "nectar", yakni cairan manis yang disekresikan oleh bunga tanaman (sari madu bunga). Satu-satunya alasan mengapa nyamuk betina, dan bukan jantan, menghisap darah adalah karena darah mengandung protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan telur nyamuk.

Dengan kata lain, nyamuk betina menghisap darah untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.

Perubahan warna
Proses perkembangan nyamuk merupakan peristiwa yang paling menakjubkan. Di bawah ini uraian singkat tentang metamorfosis nyamuk dimulai dari larva mungil melalui sejumlah fase perkembangan yang berbeda hingga pada akhirnya menjadi nyamuk dewasa.
Nyamuk betina menaruh telurnya, yang diberi makan berupa darah agar dapat tumbuh dan berkembang, pada dedaunan lembab atau kolam-kolam yang tak berair di musim panas atau gugur. Sebelumnya, nyamuk betina ini menjelajahi wilayah yang ada dengan sangat teliti menggunakan reseptornya yang sangat peka yang terletak pada perutnya. Setelah menemukan tempat yang cocok, nyamuk mulai meletakkan telur-telurnya. Telur yang panjangnya kurang dari 1 mm ini diletakkan secara teratur hingga membentuk sebuah barisan teratur. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya sedemikian hingga berbentuk seperti sebuah sampan.

Beberapa koloni telur ini ada yang terdiri dari 300 buah telur.
Telur-telur yang berwarna putih ini kemudian berubah warna menjadi semakin gelap, dan dalam beberapa jam menjadi hitam legam. Warna gelap ini berfungsi untuk melindungi telur-telur tersebut agar tidak terlihat oleh serangga maupun burung pemangsa. Sejumlah larva-larva yang lain juga berubah warna, menyesuaikan dengan warna tempat di mana mereka berada, hal ini berfungsi sebagai kamuflase agar tidak mudah terlihat oleh pemangsa.
Larva-larva ini berubah warna melalui berbagai proses kimia yang terjadi pada tubuhnya. Tidak diragukan lagi bahwa telur, larva maupun nyamuk betina bukanlah yang menciptakan sendiri ataupun mengendalikan berbagai proses kimia yang mengakibatkan perubahan warna tersebut seiring dengan perjalanan metamorfosis nyamuk. Mustahil pula jika sistem yang kompleks ini terjadi dengan sendirinya. Kesimpulannya adalah nyamuk telah diciptakan secara lengkap beserta dengan sistem perkembangbiakannya sejak pertama kali ia ada. Dan Pencipta yang Maha Sempurna ini adalah Allah.

Hidup sebagai larva
Ketika periode inkubasi telur telah berlalu, para larva lalu keluar dari telur-telur mereka dalam waktu yang hampir bersamaan. Larva (jentik nyamuk) yang makan terus-menerus ini tumbuh sangat cepat hingga pada akhirnya kulit pembungkus tubuhnya menjadi sangat ketat dan sempit. Hal ini tidak memungkinkan tubuhnya untuk tumbuh membesar lagi. Ini pertanda bahwa mereka harus mengganti kulit. Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh ini dengan mudah pecah dan mengelupas. Para larva tersebut mengalami dua kali pergantian kulit sebelum menyelesaikan periode hidup mereka sebagai larva.
Jentik nyamuk mendapatkan makanan dengan cara yang menakjubkan. Mereka membuat pusaran air kecil dalam air dengan menggunakan bagian ujung dari tubuh mereka yang ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas. Kisaran air tersebut menyebabkan bakteri dan mikro-organisme lainnya tersedot dan masuk ke dalam mulut larva nyamuk. Proses pernapasan jentik nyamuk, yang posisinya terbalik di bawah permukaan air, terjadi melalui sebuah pipa udara yang mirip dengan "snorkel" (pipa saluran pernapasan) yang biasa digunakan oleh para penyelam. Tubuh jentik mengeluarkan cairan yang kental yang mampu mencegah air untuk memasuki lubang tempat berlangsungnya pernapasan. Sungguh, sistem pernapasan yang canggih ini tidak mungkin dibuat oleh jentik itu sendiri. Ini tidak lain adalah bukti ke-Mahakuasaan Allah dan kasih sayang-Nya pada makhluk yang mungil ini, agar dapat bernapas dengan mudah.

Saat meninggalkan kepompong
Pada tahap larva (jentik), terjadi pergantian kulit sekali lagi. Pada tahap ini, larva tersebut berpindah menuju bagian akhir dari perkembangan mereka yakni tahap kepompong (pupal stage). Ketika kulit kepompong terasa sudah sempit dan ketat, ini pertanda bagi larva untuk keluar dari kepompongnya.
Selama masa perubahan terakhir ini, larva nyamuk menghadapi tantangan yang membahayakan jiwanya, yakni masuknya air yang dapat menyumbat saluran pernapasan. Hal ini dikarenakan lubang pernapasannya, yang dihubungkan dengan pipa udara dan menyembul di atas permukaan air, akan segera ditutup. Jadi sejak penutupan ini, dan seterusnya, pernapasan tidak lagi melalui lubang tersebut, akan tetapi melalui dua pipa yang baru terbentuk di bagian depan nyamuk muda. Tidak mengherankan jika dua pipa ini muncul ke permukaan air sebelum pergantian kulit terjadi (yakni sebelum nyamuk keluar meninggalkan kepompong). Nyamuk yang berada dalam kepompong kini telah menjadi dewasa dan siap untuk keluar dan terbang. Binatang ini telah dilengkapi dengan seluruh organ dan organelnya seperti antena, kaki, dada, sayap, abdomen dan matanya yang besar.
Kemunculan nyamuk dari kepompong diawali dengan robeknya kulit kepompong di bagian atas. Resiko terbesar pada tahap ini adalah masuknya air ke dalam kepompong. Untungnya, bagian atas kepompong yang sobek tersebut dilapisi oleh cairan kental khusus yang berfungsi melindungi kepala nyamuk yang baru "lahir" ini dari bersinggungan dengan air. Masa-masa ini sangatlah kritis. Sebab tiupan angin yang sangat lembut sekalipun dapat berakibatkan kematian jika nyamuk muda tersebut jatuh ke dalam air. Nyamuk muda ini harus keluar dari kepompongnya dan memanjat ke atas permukaan air dengan kaki-kakinya sekedar menyentuh permukaan air.
Begitulah, seringkali hati kita tertutupi dari memahami kebesaran Allah pada makhluknya yang tampak kecil dan tak berarti. Kalau nyamuk yang kecil ternyata menyimpan keajaiban ciptaan Allah yang begitu besar, bagaimana dengan makhluk-Nya yang lebih besar dan lebih sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari? Wallaahu a'lam.

Haman dan Bangunan Mesir Kuno

Nama "Haman" tidaklah diketahui hingga dipecahkannya huruf hiroglif Mesir di abad ke-19. Ketika hiroglif terpecahkan, diketahui bahwa Haman adalah seorang pembantu dekat Fir’aun, dan “pemimpin pekerja batu pahat". (Gambar ini memperlihatkan para pekerja bangunan Mesir kuno). Hal teramat penting di sini adalah bahwa Haman disebut dalam Al Qur'an sebagai orang yang mengarahkan pendirian bangunan atas perintah Fir’aun. Ini berarti bahwa keterangan yang tidak bisa diketahui oleh siapa pun di masa itu telah diberikan oleh Al Qur'an, satu hal yang paling patut dicermati.
Al Qur'an mengisahkan kehidupan Nabi Musa AS dengan sangat jelas. Tatkala memaparkan perselisihan dengan Fir'aun dan urusannya dengan Bani Israil, Al Qur'an menyingkap berlimpah keterangan tentang Mesir kuno. Pentingnya banyak babak bersejarah ini hanya baru-baru ini menjadi perhatian para pakar dunia. Ketika seseorang memperhatikan babak-babak bersejarah ini dengan pertimbangan, seketika akan menjadi jelas bahwa Al Qur'an, dan sumber pengetahuan yang dikandungnya, telah diwahyukan oleh Allah Yang Mahatahu dikarenakan Al Qur'an bersesuaian langsung dengan seluruh penemuan besar di bidang ilmu pengetahuan, sejarah dan kepurbakalaan di masa kini.

Satu contoh pengetahuan ini dapat ditemukan dalam paparan Al Qur'an tentang Haman: seorang pelaku yang namanya disebut di dalam Al Qur'an, bersama dengan Fir'aun. Ia disebut di enam tempat berbeda dalam Al Qur'an, di mana Al Qur'an memberitahu kita bahwa ia adalah salah satu dari sekutu terdekat Fir'aun.
Anehnya, nama “Haman” tidak pernah disebutkan dalam bagian-bagian Taurat yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Musa AS. Tetapi, penyebutan Haman dapat ditemukan di bab-bab terakhir Perjanjian Lama sebagai pembantu raja Babilonia yang melakukan banyak kekejaman terhadap Bani Israil kira-kira 1.100 tahun setelah Nabi Musa AS. Al Qur'an, yang jauh lebih bersesuaian dengan penemuan-penemuan kepurbakalaan masa kini, benar-benar memuat kata “Haman” yang merujuk pada masa hidup Nabi Musa AS.

Tuduhan-tuduhan yang dilontarkan terhadap Kitab Suci Islam oleh sejumlah kalangan di luar Muslim terbantahkan tatkala naskah hiroglif dipecahkan, sekitar 200 tahun silam, dan nama “Haman” ditemukan di naskah-naskah kuno itu. Hingga abad ke-18, tulisan dan prasasti Mesir kuno tidak dapat dipahami. Bahasa Mesir kuno tersusun atas lambang-lambang dan bukan kata-kata, yakni berupa hiroglifik. Gambar-gambar ini, yang memaparkan kisah dan membukukan catatan peristiwa-peristiwa penting sebagaimana kegunaan kata di zaman modern, biasanya diukir pada batu dan banyak contoh masih terawetkan berabad-abad. Dengan tersebarnya agama Nasrani dan pengaruh budaya lainnya di abad ke-2 dan ke-3, Mesir meninggalkan kepercayaan kunonya beserta tulisan hiroglif yang berkaitan erat dengan tatanan kepercayaan yang kini telah mati itu. Contoh terakhir penggunaan tulisan hiroglif yang diketahui adalah sebuah prasasti dari tahun 394. Bahasa gambar dan lambang telah terlupakan, menyisakan tak seorang pun yang dapat membaca dan memahaminya. Sudah tentu hal ini menjadikan pengkajian sejarah dan kepurbakalaan nyaris mustahil. Keadaan ini tidak berubah hingga sekitar 2 abad silam.

Pada tahun 1799, kegembiraan besar terjadi di kalangan sejarawan dan pakar lainnya, rahasia hiroglif Mesir kuno terpecahkan melalui penemuan sebuah prasasti yang disebut “Batu Rosetta.” Penemuan mengejutkan ini berasal dari tahun 196 SM. Nilai penting prasasti ini adalah ditulisnya prasasti tersebut dalam tiga bentuk tulisan: hiroglif, demotik (bentuk sederhana tulisan tangan bersambung Mesir kuno) dan Yunani. Dengan bantuan naskah Yunani, tulisan Mesir kuno diterjemahkan.
Penerjemahan prasasti ini diselesaikan oleh orang Prancis bernama Jean-Françoise Champollion. Dengan demikian, sebuah bahasa yang telah terlupakan dan aneka peristiwa yang dikisahkannya terungkap. Dengan cara ini, banyak pengetahuan tentang peradaban, agama dan kehidupan masyarakat Mesir kuno menjadi tersedia bagi umat manusia dan hal ini membuka jalan kepada pengetahuan yang lebih banyak tentang babak penting dalam sejarah umat manusia ini.

Melalui penerjemahan hiroglif, sebuah pengetahuan penting tersingkap: nama “Haman” benar-benar disebut dalam prasasti-prasasti Mesir. Nama ini tercantum pada sebuah tugu di Museum Hof di Wina. Tulisan yang sama ini juga menyebutkan hubungan dekat antara Haman dan Fir'aun. 1

Dalam kamus People in the New Kingdom , yang disusun berdasarkan keseluruhan kumpulan prasasti tersebut, Haman disebut sebagai “pemimpin para pekerja batu pahat”. 2

Temuan ini mengungkap kebenaran sangat penting: Berbeda dengan pernyataan keliru para penentang Al Qur'an, Haman adalah seseorang yang hidup di Mesir pada zaman Nabi Musa AS. Ia dekat dengan Fir'aun dan terlibat dalam pekerjaan membuat bangunan, persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur'an.
Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta". (QS. Al Qashas, 28:38)
Ayat dalam Al Qur'an tersebut yang mengisahkan peristiwa di mana Fir'aun meminta Haman mendirikan menara bersesuaian sempurna dengan penemuan purbakala ini. Melalui penemuan luar biasa ini, sanggahan-sanggahan tak beralasan dari para penentang Al Qur'an terbukti keliru dan tidak bernilai intelektual.

Secara menakjubkan, Al Qur'an menyampaikan kepada kita pengetahuan sejarah yang tak mungkin dimiliki atau diketahui di masa Nabi Muhammad SAW. Hiroglif tidak mampu dipecahkan hingga akhir tahun 1700-an sehingga pengetahuan tersebut tidak dapat dipastikan kebenarannya di masa itu dari sumber-sumber Mesir. Ketika nama “Haman” ditemukan dalam prasasti-prasasti kuno tersebut, ini menjadi bukti lagi bagi kebenaran mutlak Firman Allah.

1. Walter Wreszinski, Aegyptische Inschriften aus dem K.K. Hof Museum in Wien, 1906, J. C. Hinrichs' sche Buchhandlung
2. Hermann Ranke, Die Ägyptischen Personennamen, Verzeichnis der Namen, Verlag Von J. J. Augustin in Glückstadt, Band I, 1935, Band II, 1952