Jendela dijadikan agar ada udara, cahaya, dan suara dapat masuk melaluinya. Hidup kita seperti jendela dimana ada kemungkinan segala hal yang positif atau yang negatif diluar dapat masuk kedalam. Jendela rumah tidak dapat memilih apa yang akan masuk melaluinya. Tetapi kita memiliki pilihan untuk membiarkan atau melarang.
Selasa, 15 Desember 2009
Tips Melupakan Orang yg Pernah Kita Cintai
Namun sebenarnya hal-hal negatif tidak perlu terjadi, asalkan Anda lebih dapat mengontrol emosi serta merenung sejenak. Bahkan mungkin hubungan Anda bersamanya dapat berakhir sebagai teman setelah cinta Anda berdua usai.
Anda perlu tahu, Anda sedang berada dalam situasi putus cinta tahap ke berapa. Apakah sudah pada tahap siap memecahkan barang-barang, atau Anda sudah melakukannya? Atau mungkin Anda masih pada tahap meratapi cinta yang lalu.
Langkah berikutnya tergantung pada tahap apa yang sedang Anda alami. Jika Anda berada dalam tahap siap-siap untuk mengakhiri kisah cinta Anda, lakukanlah. Jangan tunda satu hari pun untuk menyembuhkan lukanya (atau luka Anda). Jika hubungan Anda sudah selesai, terimalah. Meskipun Anda bukan orang yang mengakhirinya, belajarlah dari pengalaman Anda dan cobalah untuk maju.
Apapun kondisi Anda. Akhirnya, tidak penting lagi apa yang dipikirkan orang lain, tetapi apa yang bisa membuat Anda tenang. Dan penting bagi Anda adalah masa-masa di mana Anda lebih memperhatikan diri Anda dibandingkan masa-masa Anda berduka.
Menerima kenyataan bahwa Anda putus adalah sulit, tetapi dengan melakukan hal ini Anda akan pulih lebih cepat dan mudah. Pada masa ini mungkin perasaan Anda bermacam-macam. Bingung, merasa dikhianati atau bimbang adalah sebagian kecil yang bisa disebutkan. Ingatlah Anda cuma kehilangan seorang kekasih. Wajar untuk berduka, bahkan membiarkan diri Anda berduka untuk beberapa saat adalah hal yang wajar.
Setelah masa berduka, sekaranglah waktunya untuk melangkah maju. Hal ini memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Tetapi ada cara melakukan ini agar berhasil.
Mencari tahu siapa sebenarnya teman-teman terbaik Anda, kemudian bergabunglah dengan mereka. Keluar dan bersenang-senanglah.
Buatlah daftar tentang hal-hal yang ingin Anda lakukan atau selalu ingin Anda lakukan. Ajak teman dekat Anda. Atau mungkin Anda melakukannya sendiri.
Tetap aktif secara fisik dan mental bisa membantu Anda melupakan mantan pacar. Ini bisa membebaskan pikiran Anda dari situasi yang sedang terjadi dan membantu Anda menatap masa depan.
Hal-hal lain yang mungkin dapat Anda lakukan:
Buang atau sembunyikan foto-foto atau benda-benda yang menyimpan kenangan atau membuat Anda ingat si dia.
Sibukkan diri Anda. Dengan belanja, tentu saja yang benar Anda butuhkan, berolah raga dan lain-lain.
Gunakan waktu untuk berkenalan dengan kegiatan baru atau lingkungan baru.
Lebih aktif melakukan kegiatan keagamaan Anda.
Kencanlah untuk menaikkan lagi kepercayaan diri Anda, tapi jangan asal tabrak.
Pergilah berlibur dengan teman-teman Anda.
Bicarakan perasaan Anda atau suasana hati Anda setelah putus cinta.
Nikmati kesendirian Anda untuk sementara. Anda mungkin akan merasakannya lebih menyenangkan.
Ajak teman wanita atau pria Anda keluar, mungkin sekadar jalan-jalan atau makan.
Dan yang harus Anda ingat, tidak ada sesuatu yang tidak bisa Anda atasi.
Hal terakhir yang harus diingat, tundalah untuk mencari pacar baru. Hubungan baru yang mungkin bisa saja mengobati luka hati Anda, tetapi sebaiknya jangan hanya mengikuti emosi Anda. Ketika akan memasuki hubungan baru, penting bagi Anda untuk benar-benar mengenal orang itu. *
Sumber : http://warungkopi.forumotion.net/
Kamis, 03 Desember 2009
* Tunjukkan pada orang yang mengkritik kalau Anda mendengarkan kritikannya dengan mengangguk atau tanda verbal lain yang diketahui.
* Mintalah lebih banyak informasi tentang komentar pengkritik sambil membuat diri Anda lebih tenang. Lihat dari segi positif dari kritik yang diberikan.
* Berikan tanggapan balik dengan perspektif Anda.
* Cari kesamaan antara perspektif Anda dan pengkritik, dan bangun kesamaan ini
* Tanyakan pendapatnya tentang pandangan Anda.
* Ungkapkan pendapat Anda dengan cara lain.
* Tunjukkan niat Anda untuk berkompromi. Lihat dari sisi keberatan si pengkritik dan beri tanggapan tentang bagaimana Anda akan menyelesaikan perbedaan ini. Tanyakan pendapatnya tentang solusi tersebut.
* Ingat Anda tak selalu bisa menyenangkan orang lain. Tanyakan pada diri sendiri apa pendapat pengkritik ini benar, atau hanya pendapat orang yang tidak dapat Anda senangkan(kpl/erl).
FILM 2012 yang diputar di bioskop-bioskop di Jakarta, yang menggambarkan situasi kiamat tahun 2012 ini telah menyedot perhatian sehingga sekali sampai empat kali tayang. Karena film ini bercerita tentang hari kiamat yang menjadi bagian keimanan muslim, para ulama pun memberikan pendapat, bahkan putusan resmi. MUI Kabupaten Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu mengeluarkan kecaman terhadap film yang masuk bioskop Indonesia per 13 November lalu itu. MUI menilai film 2012 hanya akan membawa keresahan publik akan datangnya hari kiamat. Maka film tersebut haram ditonton.
Berbeda dengan pendapat MUI pusat yang merasa belum perlu mem-blow-up-nya. Menurut Amidan, salah seorang ketua MUI, film yang mengisahkan kiamat dunia itu belum sepenuhnya meresahkan masyarakat. Namun, jika film besutan sutradara Roland Emmerich itu terbukti berpengaruh buruk terhadap publik, maka MUI Pusat tidak segan meminta pemerintah menarik film itu dari peredaran. Film yang dibintangi aktor kenamaan Hollywood, John Cusack itu dikatakan Amidan tidak akan serta merta menyesatkan pandangan umat Islam akan hari kiamat; sebaiknya hanya dilihat dari segi positifnya saja (Republika online, 19/11).
Film 2012 didasarkan pada ramalan suku Maya, salah satu suku paling terkenal sekaligus misterius di dunia. Suku yang tinggal di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah ini terkenal karena memiliki kebudayaan tinggi dan misterius karena punah tanpa diketahui sebab pastinya. Pada sistem kalender bangsa Maya yang merupakan kalender paling akurat hingga kini yang pernah ada di bumi. Penanggalan dimulai tahun 3113 SM sampai 2012 M. Bangsa Maya menyatakan pada tahun 2012, tepatnya tanggal 21 Desember 2012, merupakan “End of Times”. Maksud itu sendiri masih diperdebatkan oleh para ilmuwan, dan arkeolog. Suku Maya sendiri menganggap bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan “dimurnikan”, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.
Ramalan serupa juga diutarakan oleh beberapa Biksu di Tibet. Mereka mengatakan, pada awal tahun 2012 beberapa fenomena aneh akan bermunculan. Namun para Biksu berkeyakinan Bumi akan diselamatkan oleh sebuah kekuatan besar yang melindungi mereka secara kasat mata, sehingga peradaban manusia tidaklah musnah seluruhnya. Dengan kata lain, kiamat total belum terjadi saat itu.
Mengapa film Kiamat 2012 heboh? Ini karena kiamat adalah bagian dari keimanan agama-agama samawi (Yahudi, Kristen dan Islam) yang dianut sebagian besar penduduk bumi ini. Seluruh agama samawi meyakini bahwa kiamat adalah peristiwa yang pasti akan terjadi, namun semua penganutnya memercayai bahwa peristiwa itu tidak dapat diketahui kapan akan terjadi. Agama hanya mengajarkan sebab-sebab dan tanda-tanda akan terjadinya. Banyak kemiripan tanda kiamat antara Kristen dengan Islam, misalnya kedatangan Nabi Isa/Yesus dan matahari akan menjadi gelap. Selain itu, Alquran mengajarkan bahwa kiamat akan terjadi dengan tiba-tiba (QS 7: 187). Ini mirip dengan doktrin Kristen yang menyatakan bahwa kiamat akan datang seperti pencuri pada malam hari. Jadi, kiamat versi agama samawi benar-benar misterius!
Walaupun tidak dikenal istilah kiamat, tetapi dalam agama Hindu ada keyakinan bahwa setiap penciptaan selalu ada awal dan juga akhir (stiti, utpeti, pralina). Dianalogikan Tuhan mencipta dan mengakhiri ciptaannya seperti laba-laba yang menebar dan menarik jaring-jaring dari dan ke badannya. Semuanya berjalan sesuai hukum alam. Artinya, kelahiran dan kematian (musnah) bisa terjadi kapanpun sesuai dengan hukum alam dan hal itu terjadi berulang-ulang.
Agama Hindu membagi sejarah alam semesta dalam beberapa tahapan. Ringkasnya, sejarah bumi saat ini berada di zaman Kaliyuga ke-28 pada tahun Brahma ke 51. Jaman Kaliyuga ini di mulai pada Februari 3102 SM dan berakhir di 432.000 tahun kemudian (www.mediahindu.net). Dengan kata lain, umur bumi akan berakhir pada tahun 432.000-3.102 = 428.898 M atau masih ada sisa waktu 426.889 tahun lagi.
Tidak hanya kaum beragama, banyak ahli ilmu alam juga memprediksi bahwa alam akan berakhir, dengan berbagai teori. Teori yang paling sederhana terkait dengan umur matahari. Menurut mereka matahari mampu menyala selama 50 miliar tahun. Dengan kata lain, waktu menyala bagi matahari juga terbatas dan pada suatu saat nanti matahari tidak akan bersinar lagi. Ketika itulah kehidupan di bumi ini akan punah seluruhnya. Menurut versi ini, kiamat itu masih sangat jauh dari zaman kita.
Bagaimana dengan tahun 2012? Website Inggris “New Scientist”, menyatakan, badai matahari atau solar storm adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari (sunspot), biasanya akan memasuki periode aktivitas badai matahari setiap 11 tahun. Ilmuwan Amerika memperingatkan bahwa pada tahun 2012 bumi akan mengalami badai matahari dahsyat (solar blast). Menurut laporan khusus National Academy of Sciences, Amerika Serikat, Januari 2009, bencana besar tahun 2012 sangat mungkin terjadi.
Tampak bahwa walaupun sebagian agama atau kelompok ilmuan memprediksi kiamat itu sampai pada tingkat angka, namun tetap saja kapan terjadinya kiamat tidak dapat ditentukan dengan pasti. Kiamat yang pernah diramal tahun 1999 dan 10 November 2003 yang diyakini oleh salah satu sekte kecil Kristen ternyata tidak terbukti. Kiamat tetap misteri ilahi.
Kesadaran hari kemudian
Mengapa manusia demikian antusias pada peristiwa kiamat? Mengapa banyak ramalan tentang peristiwa yang maha dahsyat itu? Tentu, karena ia adalah masa depan umat manusia, masa depan kita semua. Karena kiamat adalah misteri ilahi, tetapi kedatangannya pasti, kita hanya dapat mempersiapkan diri menghadapinya, memenej diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa untuk itu. Selain itu, kiamat juga harus kita maknai tidak hanya sebagai akhir kehidupan tetapi juga sebagai Vision Principle (prinsip masa depan) sebagaimana dikemukakan Ary Ginanjar Agustian dalam buku ESQ.
Dalam Islam, hari kiamat juga disebut dengan 31 nama lain, salah satunya adalah yaumil akhir (Hari Akhir atau Hari Kemudian). Ini dapat bermakna bahwa keyakinan datangnya hari kiamat harus tercermin dalam keyakinan akan adanya masa depan yang harus dipertanggungjawabkan sebagai tujuan akhir setiap pekerjaan yang kita lakukan. Ini penting, karena begitu banyak orang yang berorientasi pada aktivitas menyelesaikan pekerjaan, bukan pada tujuan akhirnya. Hasilnya benar-benar tidak efektiv.
Begitu banyak proyek-proyek atau kegiatan-kegiatan yang kita lakukan berorientasi pada “realisasi anggaran maksimal”, “dapat terlaporkan” dan benar tepat waktu atau agar “anggaran tidak hangus atau dikembalikan”. Hasilnya, tidak jarang terjadi, dalam laporan dinyatakan semua kegiatan telah dilaksanakan dengan anggaran yang tersedia, tetapi hasilnya tidak maksimal, hanya seadanya, tidak mencapai sasaran, bahkan fiktif dan tidak ada manfaatnya sama sekali karena tujuan akhirnya tidak tercapai.
Betapa banyak orang yang bekerja karena motivasi jabatan, penghargaan, dan uang, yang akhirnya membuat dia menghalalkan segala cara untuk meraih ketiga hal itu. Ia menafikan fitrah kata hatinya yang memberontak terhadap perilakunya sendiri. Akibatnya, ia gagal membangun kepercayaan dan tak berhasil menjadi pemimpin. Ia lebih memegang prinsip Machavelli, yang mengajarkan “segala celah” untuk meraih kekuasaan. Visinya dibangun untuk mencari jabatan, penghargaan, serta uang.
Yang lebih buruk lagi adalah orang-orang yang meminta “jatah” persentase dari semua kegiatan pembangunan karena merasa telah “berjuang” atau “mengamankan” pembangunan itu. Ini adalah contoh orang yang tidak memiliki kesadaran Hari Kemudian. Tidak memiliki sense of responsilibily (rasa tanggung jawab) untuk masa depan dan senantiasa berpikir untuk jangka pendek. Tidak memiliki kesadaran bahwa Allah senantiasa mengawasi perbuatan manusia. Yang mereka lakukan sesungguhnya adalah distorsi terhadap rukun iman mereka sendiri. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah dilakukannya sebagai persediaan untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Tahu Benar apa yang kamu kerjakan” (QS 59: 18).
Ari Ginanjar Agustian mengungkap: “Kesadaran adanya Hari Kemudian adalah kendali dan pengawasan yang bersumber dari dalam, yang akan memberikan sistem pengawasan melekat yang mandiri, agar manusia selalu berada di jalan terbaiknya, terhindar dari kesalahan yang dibuatnya. Tatkala ia merasa sudah tidak ada orang lain yang mengawasi secara langsung untuk berbuat kesalahan atau kecurangan, maka kesadaran akan Hari Kemudian dengan sendirinya akan mengendalikan dirinya…. Saat setiap orang merasa menghadapi tekanan dari kondisi lingkungan yang terus berubah tanpa mampu dirinya sendiri secara langsung mengendalikannya, ia akan merasa aman dengan adanya janji Tuhan” (ESQ hlm. 213). “Dan bahwa kepada Tuhanmu akhirnya kamu akan kembali” (QS 53: 42).
Betapa indahnya hidup kalau kita memaknai ramalan-ramalan hari kiamat dengan Hari Kemudian atau masa depan. Tidak akan ada ketakutan karena yang paling penting adalah beramal dan bekerja dengan orientasi tujuan akhir yang tepat. Tidak akan khawatir atau resah; jangankan kiamat tahun 2012, kiamat bulan depan pun kita akan siap kalau sudah bekerja dengan kejujuran dan pengawasan dari dalam diri kita sendiri dan merencanakan pencapaian maksimal pada tujuan akhir. Bukankah tahun 2012 itu masa depan kita juga? Jangan takut kiamat 2012, tapi takutilah kerusakan iman kita yang tidak punya kesadaran akan Hari Kemudian. Kehidupan akhirat (masa depan) lebih baik dan lebih kekal (QS 87: 17).
*Penulis adalah dosen Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Sumber : serambinews.com
Rabu, 02 Desember 2009
Konfigurasi gerak tari Saman, selama ini dipahami orang sebagai kreasi seni tari biasa. Tak hanya bisa dimainkan orang Gayo dalam bahasa Gayo, tetapi juga bisa dipentaskan oleh siapa saja dan dalam bahasa apa saja. Ini kesalahan fatal sekaligus pelècèhan terhadap missi dari Saman itu sendiri. Tari sejuta tangan ini tidak bisa dicerna dan dihayati, sekiranya tidak memahami keseluruhan gerak yang diperagakan. Saman adalah tari yang mengandung konsep jihad yang disimbulkan lewat irama dan gerak. Dari komposisi, sjèh (pemimpin) atau disebut juga ‘Pengangkat’ mesti duduk di tengah para pemain yang jumlahnya ganjil (13, 15 atau 17 orang). Sjèh bukan remote untuk menggerakkan orang lain beraksi, tetapi sosok pemimpin yang mesti sinkron dengan aturan main; memimpin sekaligus menjadi orang yang dipimpin. Tari Saman tidak menghendaki terjadi: “Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan, sementara kamu mengelakkan diri...” (Q: Al-Baqarah, ayat 44).
Karena tari ini dimainkan dalam bentuk group, maka sjech bukan tokoh tungggal yang dikultuskan. Dia didampingi oleh ‘Pengapit’ (staf) sebelah kiri dan kanan yang berperan membantu gerak maupun syair. Jadi, tari Saman, menolak falsafah ‘individualism’, dan menganut penegakan ‘colletivism’. Kebersamaan harus disokong dan diperkuat oleh tiang penyangga antara sesama anggota. Karena itu, dipasang ‘Penupang’, yang posisinya berada di sisi paling kanan dan kiri. Peranan ‘penupang’ disifatkan sebagai akar tunggang rumput “jejerun” (bahasa Gayo), sebagai simbol kekokohan. Komitmen “Bersatu teguh, bercerai rubuh.” maka jangan ada satu pun anggota yang membuat kesilapan dan kesalahan gerak. Karena akan berimbas dan menghancurkan seluruh gerak dan irama. Jadi, sinkronisasi gerak dan persamaan perasaan sangat diutamakan. Ini berarti, pemimpin baik dalam situasi revolusi atau damai, harus berada di tengah-tengah masyarakat, tidak merasa dirinya sebagai tokoh tunggal, akan tetapi sebagai bentuk kekuatan kolektif yang ditopang oleh jamaah.
Tari Saman dimulai dengan gerak “Rengum”, yakni: suara ngauman dipimpin oleh syèh, senyawa dengan ucapan “salam”. Pada tahap ini, terdengar suara magic berdengung, mengalun bersama ayunan tubuh yang lentur dalam posisi ‘berlembuku’ rapat membujur membentuk garis horizontal, sambil melafadhkan kalimah:
“Hmmmm laila la ho
Hmmmm laila la ho
Hmmmm tiada Tuhan selain Allah
Hmmmm tiada Tuhan selain Allah”
Nada dan gerak “rengum” adalah ‘kasat, ‘takrat’ dan ‘takyin’ untuk memulai tari, agar masing-masing peserta memusatkan kekuatan (concentration). Atasnama kalimat tauhid inilah gerak group bermula. “Rengum” diucapkan dalam suara minor yang mampu menggetarkan jiwa-jiwa yang mati dan perasaan kuyu menjadi garang. Kalimat tauhid ini sengaja disisipkan sjèh Saman (tokoh penemu Saman) sebagai missi jihad dan dakwah Islam lewat tari Saman yang sebelumnya diperankan dalam “Pok Ane-ané” (permainan rakyat yang dimainkan secara bebas). Keseragaman dalam gerak “rengum”, bagaikan sebilah pedang Samurai yang sudah diisi dengan kalimat tauhid untuk melakukan berapa varian gerak berikutnya. Gerak ini menukar rasa ke-aku-an (individualism) kepada rasa ke-kami-an dan akhirnya wujud rasa ke-kita-an (collectivism) dan melarutkan diri masing-masing ke dalam lautan gerak dan irama hidup. Mereka layaknya seperti pasukan lebah menyerang, dimana sang ratu lebah tidak nampak; semua penari adalah komandan dan anak buah. Inilah yang disebut “ratip sara nanguk, nyawa sara peluk” (“ratip satu angguk, nyawa satu peluk”). Dalam falsafah Aceh dikatakan: “hudép beusaré, maté beusadjan, sikrék kapan saboh keureunda”. Gerak “rengum”, selain dikenal dalam Saman, terdapat juga dalam pengantar mantra doa untuk menghidupkan ‘pedang berkunci’, yaitu: alat perang yang khas di tanah Gayo. Inilah proses pengenalan diri dalam jiwa masing-masing.
Tahap kedua adalah gerak “Dering”, yaitu: varian gerak yang dimainkan oleh semua penari. Gerak ini diantarkan oleh irama ‘Ulu ni lagu’ ( ‘kepala lagu)’. Para penari akan memasuki tahap memperagakan pelbagai ragam gerak. Proses perubahan dari gerak “rengum” kepada “dering” hanya berlangsung dalam seketita saja. Setelah dirangsang oleh suara syèh, secara perlahan-lahan penari memperagakan variasi gerak tangan, menepuk dada, gesekan badan dan putaran kepala. Pada peringkat ini, suara dan gerakannya masih datar dan lamban.
“Dering” adalah sylabus pengajaran kepada masyarakat yang berbeda tingkat kesadaran, pengetahuan dan pemahaman; tidak ada unsur paksaan, disuarakan dalam bahasa asli (Gayo) yang sopan dan jelas. Barulah kemudian, syèh mengalunkan suara melengking, sekaligus memberi aba-aba akan memasuki tahap gerak cepat. ‘Warning’ itu berbunyi: “Inget-inget pongku male i guncang” (“Ingat-ingat teman akan diguncang”). Inilah klimaks gerakan tari saman, dimana penari secara optimal mengetengahkan varian gerak putaran kepala yang mengangguk (girik), tangan yang menepuk dada dan paha maupun gerakan badan ke atas-bawah, miring ke kiri-kanan bersilang (singkéh) maupun petikan jari (kertèk). Di sini tidak terdapat lirik, irama dan suara. Sepenuhnya aksi. Di tengah kemucak itu, tiba-tiba menyusul gerak “Uak ni kemuh” (“obatnya gerak”) atau gerak neutral yang disenyawakan dengan nada minor yang datar. Saat stamina penari pulih semula, aksi gerak cepat beraksi kembali. Inilah tahap kesaksian dan pengenalan fakta yang disaksikan dengan mata kepala sendiri.
Tahap ketiga adalah: gerak “Redet”. Menampilkan lagu dalam lirik singkat dan jelas. Ianya pesan singkat yang harus didengar sambil menanti arahan selanjutnya. Pengkabaran (informasi) agar orang tahu persis akan pesan yang disampaikan. Yang berarti, manusia adalah pelaku dari informasi yang didengarnya!
Tahap keempat adalah: gerak “Syèh”. Menyampaikan warkah. Pada peringkat ini, syèh mengalunkan lagu dengan suara tinggi melengking dan panjang, sebagai aba-aba akan terjadi pertukaran gerak. Inilah kiat dari roda kehidupan manusia yang sarat dengan perubahan. Penciptaan dan penghancuran; penjajahan dan kemerdekaan; kekayaan dan kemiskinan; kehidupan dan kematian.
Tahap kelima (terakhir) adalah: gerak “Saur” atau penutup. Gerak ini adalah pengulangan bunyi reff yang disuarakan syèh oleh seluruh penari. Ini mengisaratkan tentang bay’ah massal, dedikasi, setia dan taat kepada pemimpin. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa: “Rengum” adalah kesadaran, kesaksian dan komitmen; “dering” berarti introspeksi, pengenalan, pengajaran dan kesopanan; “Redet” adalah pesan singkat, nota penting dan harapan; “Syèh” ialah seruan umum, imamah dan tanggungjawab dan “Saur” yang berarti pernyataan kesetiaan, dedikasi dan kekompakan.
Keseluruhan variasi gerak Saman seperti: guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua bahasa Gayo) adalah refleksi dari pesan-pesan, hanya saja orang acuh dan hanya terpaku dengan geraknya. Saman bukan konsep hijrah dan menyerang (ofensive) melainkan konsep bertahan (defensive). Di sini dibuktikan bahwa, refleksi ruh tari Saman terpantul dalam perang melawan Belanda di Kuta Rèh, Penosan, dll tahun 1907. Ketika pasukan Van Dallen merambah masuk ke Gayo Luwes; hanya orang yang sudah melewati “rengum”, “dering”, “Redet”, “Syèh” dan “Saur” saja yang bersabung dengan serdadu Belanda. Selebihnya: anak-anak, perempuan dan lekaki tidak menyelamatkan diri ke dalam hutan. Mereka membentuk gerak Saman dengan cara merapatkan shaff (ingat: barisan penari Saman yang membentuk garis horizontal) dan mengurung diri dalam satu kawasan yang dipagar dengan babu runcing. Tidak mau bergeming. Inilah sumpah tentang: tanah, negara dan kehormatan. Di atas yang bertuah ini kami lahir dan mati dengan darah. Darah adalah rahasia! Dalam konteks ini, Van Dallen berkata: “sepanjang sejarah penaklukan bangsa-bangsa lain, belum pernah kami mendapati orang yang begitu berani dan fanatik, kecuali: orang Gayo.”
Orang Gayo hanya tahu mempertahankan diri, bukan melarikan diri. Itu sebabnya, semasa perang melawan Belanda, mereka tidak menyelamatkan diri ke luar Aceh. Bagaimana aplikasi jiwa Saman dalam situasi sekarang? Haruskah mengisolasi diri dalam pagar “kuta Rèh”?, No! Saatnya orang Gayo Luwes menyatukan diri dalam kebulatan tekad dan suara untuk menentukan nasib masa depan Daerah ke arah yang lebih maju dan gerak Saman perlu ditafsirkan semula dalam konteks kehidupan ke-kini-an kita. Insya-Allah!
*Penulis adalah Director Institute for Ethnics Civilization Research
Sumber : serambinews.com
Asal-Usul Rumah Aceh di Mekkah
Desember, jemaah haji dari Aceh akan kembali. Harapan meraih haji mabrur. Sambil menunggu kepulangan para tamu Allah itu, saya tertarik mengungkapkan impian dua tokoh Aceh yaitu Tgk. Abdurrahman BTM (pimpinan dayah) dan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Seperti dikatakan kepada wartawan Serambi, mereka akan memulangkan dana tanah wakaf di Arab Saudi saat ini. “Nah, kalau pimpinan yayasan Baitul Asyi nanti bersedia, dana tersebut dapat disisihkan pula kepada sejumlah pesantren di Aceh.”
Namun setelah bertemu dengan pengurus Baital Asyi Syekh Munir Abdul Ghani Mahmud Asyi yang dibantu oleh Syekh Khalid bin Abdurrahim bin Abdul Wahab Asyi dan wakil pemerintah Saudi yang ditempatkan di yayasan Baitul Asyi Syekh Dr. Abdul Lathif Balthu. Pengurus Baitul Asyi menuturkan bahwa. “Peruntukannya memang untuk jamaah haji yang berasal dari negeri Aceh, sesuai dengan ikrar wakaf dan kami telah jalankan dengan sangat baik,”
Tahun ini masing-masing jamaah haji Aceh memperoleh 1200 —1400 rial. “Sesuai amanah, bahwa dana sewa itu hanya diberikan untuk jamaah haji Aceh. Tidak boleh diberikan kepada orang lain” kata pengurus Yayasan wakaf Aceh Baitul Asyi kepada Tgk Abdurrahman BTM. Tidak hanya itu, Irwandi berusaha melakukan hal yang sama yakni ‘harta milik Allah’ dikelola oleh pemerintah Aceh. Seakan-akan dia ingin mengatakan bahwa harta wakaf di Mekkah tersebut harus dikelola oleh pemerintah Aceh. “Saya berharap petugas yang mewakili Pemerintah Aceh bisa melobi nazir Baitul Asyi, sehingga aset-aset wakaf bisa dikelola sendiri,” kata Irwandi seraya menambahkan, perlu meneladani sikap dan tindakan mereka dengan menginfakkan kompensasi wakaf tersebut sekembalinya dari tanah suci, sehingga manfaatnya juga bisa dirasakan oleh masyarakat Aceh di tanah air yang belum mampu berhaji.
Pengelolaan tanah wakaf di Saudi Arabia di bawah pengawasan Kementerian Haji dan Wakaf khusus tanah wakaf Aceh Baitul Asyi, pemerintah Saudi telah menempatkan pengawas (sekarang) Syekh Dr. Abdul Lathif Balthu agar pengelolaannya sesuai dengan ikrar yang dilakukan oleh Habib Bugak Asyi (Habib Abdurrahman Al-Habsyi) yang datang ke hadapan Hakim Mahkmah Syariyah Mekkah pada 18 Rabiul Akhir tahun 1224 H (tgl dan bulan masehi???)
Di depan hakim Habib Bugak Asyi menyatakan keinginannya mewakafkan sepetak tanah dengan sebuah rumah dua tingkat di atasnya dengan syarat; rumah tersebut dijadikan tempat tinggal jemaah haji asal Aceh yang ke Mekkah untuk menunaikan haji dan tempat tinggal orang asal Aceh yang menetap di Mekkah. Sekiranya karena sesuatu sebab tidak ada lagi orang Aceh yang datang ke Mekkah untuk naik haji maka rumah wakaf ini digunakan untuk tempat tinggal para pelajar (santri, mahasiswa) Jawi (nusantara) yang belajar di Mekkah. Sekiranya karena sesuatu sebab mahasiswa dari Nusantara pun tidak ada lagi yang belajar di Mekkah maka rumah wakaf ini digunakan untuk tempat tinggal mahasiswa Mekkah yang belajar di Masjid Haram. Sekiranya mereka ini pun tidak ada juga maka wakaf ini diserahkan kepada Imam Masjid Haram untuk membiayai kebutuhan Masjidil Haram.
Tidak mampu memelihara warisan
Permasalahan tanah wakaf peninggalan peradaban negeri Aceh bukan hanya ada di tanah haram. Sekarang banyak tanah wakaf di Aceh yang tak jelas statusnya. Sebut saja tanah di sekitar Meuligoe Gubernur (pendopo) hingga ke belakang Masjid Raya adalah tanah wakaf yang punya nilai historis. Ironisnya, pemerintah Aceh tidak peduli atau tidak pernah menjaganya. Nah, ini dulu diselesaikan, kenapa pula tanah milik Allah yang jauhnya sekitar 3.000 km ini hendak dikelola oleh pemerintah Aceh.
Seperti diketahui, bahwa tradisi mewakafkan tanah adalah budaya orang Aceh. Sehingga tanah untuk membangun masjid, pendidikan dan pasar, selalu kalau ditelusuri adalah tanah wakaf. Namun, sekarang sebagiannya bukan lagi ‘harta milik Allah’ bahkan sudah diganti dengan sertifikat hak milik suatu instansi, bahkan menjadi milik pribadi, dan beberapa tanah wakaf bersejarah ditukar guling selama tiga dekade.
Seharusnya Pak Haji Irwandi Yusuf dan Tgk. BTM, harus meluruskan dulu tanah wakaf di Aceh ini. Bek ta meugoe bak umong gob (jangan menanam padi di sawah orang lain). Masih banyak pekerjaan pemerintah di Aceh sendiri, ketimbang harus ‘membajak’ di sawah orang lain. Tanah wakaf di Aceh yang tersebar dari Sabang-Kuala Simpang, tidak pernah tercatat di kantor Gubernur Aceh. Demikian pula, pemerintah Aceh tidak punya agenda untuk meluruskan tanah wakaf di Aceh. Mungkin karena tanah wakaf di Aceh tidak ada fee alias untungnya, maka diabaikan.
Pengelolaan tanah wakaf di haramain (Mekkah dan Medinah) berlangsung dengan baik sudah ratusan tahun. Nah, ini yang tak bisa ditiru di Aceh sekarang. Di Mekkah dan Madinah semua tanah wakaf tercatat rapi, karena mereka sadar bahwa tanah wakaf adalah ‘harta miliki Allah.’ Adapun di negeri Aceh ‘harta milik Allah’ ini sudah meubalot-balot. Pemerintah Aceh sendiri tak punya nyali untuk meluruskannya. Padahal, jika tanah wakaf di Aceh ditelusuri dan diluruskan, “harta milik Allah” malah bisa membantu rakyat Aceh. Ini mungkin lebih banyak nilai rupiahnya yang didapatkan daripada tanah wakaf di Mekkah dan Madinah.
Menurut informasi yang berkembang, terkuaknya kembali harta wakaf Aceh di Saudi Arabia di mulai oleh Tgk Anwar Fuadi Salam al-Asyi, yang bermukim di Mekkah sejak tahun 1981. Kepergian anwar Fuadi Abdussalam dibekali dengan silsilah keluarga (sarakata) dan dokumen dokumen wakaf Aceh yang diserahkan oleh Tuanku Hasyim Raja keumala. Pada saat itu Tgk Anwar juga memiliki sepucuk surat yang ditujukan kepada Syech Saleh Asyi di Dammam Saudi Arabia, nadhir wakaf Aceh. Pada tahun 1996, Tgk. Anwar Fuadi menulis buku Harta Wakaf Aceh. Ini disebabkan oleh nadhir wakaf baitul Asyi mengusir Tgk H Syamaun Risyad (Ketua MPU Kota Lhokseumawe sekarang ini). Ketua MPU ini tidak diizinkan tinggal di rumah Aceh di jiyad bir balilla. Karena solidaritas sesama masyarakat Aceh perantauan, maka Tgk Anwar memprotes pada nadhir wakaf, dan protes tersebut bisa dibaca dalam buku tersebut.
Karena Tgk Anwar memiliki dokumen wakaf lengkap. Bahkan dalam dokumen keluarga yang dimilikinya harta wakaf Aceh yang ada di Saudi sebagai berikut: wakaf Syech Muhammad Saleh Asyi dan isterinya Syaikhah Asiah (sertifikat no 324) di Qassasyiah, Wakaf Sulaiman bin Abdullah Asyi di Suqullail (pasar Seng), wakaf Muhammad Abid Asyi, Wakaf Abdul Aziz bin Marzuki Asyi, wakaf Datuk Muhammad Abid Panyang Asyi di Mina, Wakaf Aceh di jalan Suq Al Arab di Mina, Wakaf Muhammad Saleh Asyi di Jumrah ula di Mina, Rumah Wakaf di kawasan Baladi di Jeddah, Rumah Wakaf di Taif, Rumah Wakaf di kawasan Hayyi al Hijrah Mekkah , Rumah Wakaf di kawasan hayyi Al Raudhah, Mekkah, Rumah Wakaf di kawasan Al Aziziyah, Mekkah.
Ada juga wakaf Aceh di Suqullail, Zugag Al Jabal, dikawasan Gazzah, yang belum diketahui pewakafnya. Baru-baru ini ada juga rumah wakaf Syech Abdurrahim bin Jamaluddin Bawaris Asyi (Tgk Syik di Awe Geutah) di Syamiah Mekkah, Syech Abdussalam bin Jamaluddin Bawaris Asyi (Tgk di Meurah) di Syamiah, Abdurrahim bin Abdullah bin Muhammad Asyi di Syamiah dan Chadijah binti Muhammad bin Abdullah Asyi di Syamiah.
Sejatinya, Tgk. BTM dan Irwandi Yusuf memahami duduk persoalan mengenai keberadaan tanah wakaf Aceh yang ada di Mekkah. Jangan sampai ingin ‘membajak di ladang orang.’ Setiap pewakaf memiliki tujuan yang diniatkan kepada Allah. Matlamat inilah yang dijaga oleh pemerintah Arab Saudi. Sehingga suatu kejanggalan ketika ada dua tokoh Aceh ingin mengelola dan menarik manfaat yang berlawanan dengan niat dari pewakaf. Tanah wakaf adalah hubungan hamba dengan Allah. Di dalam konteks inilah kita bisa memahami mengapa Arab Saudi menjaga sekaligus menetapkan pengawas yang mengurusi seluruh tanah wakaf termasuk tanah wakaf Aceh.
Harapan kita adalah jangan ada pihak yang mengambil kepentingan di dalam tradisi dan tata kelola wakaf di Mekkah, sehingga ini bisa menurunkan derajat kehormatan orang Aceh. Saya mengusulkan agar Haji Irwandi beserta aparaturnya mampu meluruskan tanah wakaf yang sudah tidak jelas di Aceh saat ini. Dengan demikian, ketika jamaah haji pulang nanti, mereka juga bangga bahwa tanah wakaf di Aceh juga bisa lebih bermanfaat bagi mereka dan rakyat Aceh umumnya.
Sumber : serambinews.com
Bagaimana Memahami Ayat Allah di Alam
Di banyak ayat dalam Alqur'an, pernyataan seperti, "Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?", "terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal," memberikan penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh akan nikmat Allah ini:
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16:11)
Bagaimanakah sebutir biji mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi sempurna.
Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di dalam tanah. Pengkajian ini menyimpulkan bahwa sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut?
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). (QS. Al-An'aam, 6:59).
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (QS. Al-An'aam, 6:95)
Bangsa-bangsa yang Dihancurkan Allah
Kaum Tsamud
Arsitek-arsitek Mungil di Alam
masing-masing (rayap) pekerja meletakkan adonan lumpur pada suatu tempat tertentu sebagaimana diinginkan oleh sebuah Rancangan Induk. Bagaimana mereka mampu mengerjakan hal tersebut, kita masih belum mengetahuinya.
Berpikir Secara Mendalam
Pompeii: Mengulang Sejarah Kaum Luth
“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah mereka kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu” (QS. Al-Faathir, 35:42-43).
Begitulah, “…sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah…”. Siapapun yang menentang hukum Allah dan berusaha melawan-Nya akan terkena sunatullah yang sama. Pompeii, yang merupakan simbol dari degradasi akhlaq yang dialami kekaisaran Romawi, adalah pusat perzinaan dan homoseks. Nasib Pompeii mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran Pompeii terjadi melalui letusan gunung berapi Vesuvius.
Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia, khususnya kota Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai “The Mountain of Warning” (Gunung Peringatan). Tentunya pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab. Adzab yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah, yakni kaum Nabi Luth as, sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii.
Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari letusan maha dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu membumihanguskan penduduk kota. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota termasuk segala aktifitas sehari-hari yang tengah berlangsung. Aktifitas yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada ketika bencana terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti ketika bencana tersebut terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu tidak bergeser dari tempatnya.
Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi; akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.
Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab.
Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sulit untuk dimengerti. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?
Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an, sebab Alqur'an secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, “penduduk suatu negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut:
“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.”
Kematian masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.
Kendatipun semua peringatan ini, tidak banyak yang berubah di wilayah di mana Pompeii dulunya pernah ada. Distrik-distrik Naples tempat segala kemaksiatan tersebar luas tidaklah jauh berbeda dengan distrik-distrik bejat di Pompeii. Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum homoseksual dan nudis (orang-orang yang hidup telanjang tanpa busana) tinggal. Pulau Capri diiklankan sebagai “surga kaum homoseks” di industri wisata. Tidak hanya di pulau Capri dan di Italia, bahkan hampir di seantero dunia, kerusakan moral tengah terjadi dan sayangnya mereka tetap saja tidak mau mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang dialami kaum-kaum terdahulu.
Nyamuk: Pemakan Darah?
Haman dan Bangunan Mesir Kuno
Nama "Haman" tidaklah diketahui hingga dipecahkannya huruf hiroglif Mesir di abad ke-19. Ketika hiroglif terpecahkan, diketahui bahwa Haman adalah seorang pembantu dekat Fir’aun, dan “pemimpin pekerja batu pahat". (Gambar ini memperlihatkan para pekerja bangunan Mesir kuno). Hal teramat penting di sini adalah bahwa Haman disebut dalam Al Qur'an sebagai orang yang mengarahkan pendirian bangunan atas perintah Fir’aun. Ini berarti bahwa keterangan yang tidak bisa diketahui oleh siapa pun di masa itu telah diberikan oleh Al Qur'an, satu hal yang paling patut dicermati. |
Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta". (QS. Al Qashas, 28:38)
1. Walter Wreszinski, Aegyptische Inschriften aus dem K.K. Hof Museum in Wien, 1906, J. C. Hinrichs' sche Buchhandlung
2. Hermann Ranke, Die Ägyptischen Personennamen, Verzeichnis der Namen, Verlag Von J. J. Augustin in Glückstadt, Band I, 1935, Band II, 1952
Senin, 30 November 2009
Islam: Agama yang Berkembang Paling Pesat di Eropa
Selama 20 tahun terakhir, jumlah kaum Muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang, angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya adalah Muslim. Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang terus-menerus ini bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah di negara-negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001. Serangan ini, yang dikutuk oleh setiap orang, terutama umat Muslim, tiba-tiba saja telah mengarahkan perhatian orang (khususnya warga Amerika) kepada Islam. Orang di Barat berbicara banyak tentang agama macam apakah Islam itu, apa yang dikatakan Al Qur'an, kewajiban apakah yang harus dilaksanakan sebagai seorang Muslim, dan bagaimana kaum Muslim dituntut melaksanakan urusan dalam kehidupannya. Ketertarikan ini secara alamiah telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam. Demikianlah, perkiraan yang umum terdengar pasca peristiwa 11 September 2001 bahwa "serangan ini akan mengubah alur sejarah dunia", dalam beberapa hal, telah mulai nampak kebenarannya. Proses kembali kepada nilai-nilai agama dan spiritual, yang dialami dunia sejak lama, telah menjadi keberpalingan kepada Islam.
Hal luar biasa yang sesungguhnya sedang terjadi dapat diamati ketika kita mempelajari perkembangan tentang kecenderungan ini, yang mulai kita ketahui melalui surat-surat kabar maupun berita-berita di televisi. Perkembangan ini, yang umumnya dilaporkan sekedar sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan hari itu, sebenarnya adalah petunjuk sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam telah mulai tersebar sangat pesat di seantero dunia. Di belahan dunia Islam lainnya, Islam berada pada titik perkembangan pesat di Eropa. Perkembangan ini telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak tesis, laporan, dan tulisan seputar "kedudukan kaum Muslim di Eropa" dan "dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim." Beriringan dengan berbagai laporan akademis ini, media massa telah sering menyiarkan berita tentang Islam dan Muslim. Penyebab ketertarikan ini adalah perkembangan yang terus-menerus mengenai angka populasi Muslim di Eropa, dan peningkatan ini tidak dapat dianggap hanya disebabkan oleh imigrasi. Meskipun imigrasi dipastikan memberi pengaruh nyata pada pertumbuhan populasi umat Islam, namun banyak peneliti mengungkapkan bahwa permasalahan ini dikarenakan sebab lain: angka perpindahan agama yang tinggi. Suatu kisah yang ditayangkan NTV News pada tanggal 20 Juni 2004 dengan judul "Islam adalah agama yang berkembang paling pesat di Eropa" membahas laporan yang dikeluarkan oleh badan intelejen domestik Prancis. Laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di negara-negara Barat semakin terus bertambah, terutama pasca peristiwa serangan 11 September. Misalnya, jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di Prancis meningkat sebanyak 30 hingga 40 ribu di tahun lalu saja.
Gereja Katolik dan Perkembangan Islam
Gereja Katolik Roma, yang berpusat di kota Vatican, adalah salah satu lembaga yang mengikuti fenomena tentang kecenderungan perpindahan agama. Salah satu pokok bahasan dalam pertemuan bulan Oktober 1999 muktamar gereja Eropa, yang dihadiri oleh hampir seluruh pendeta Katolik, adalah kedudukan Gereja di milenium baru. Tema utama konferensi tersebut adalah tentang pertumbuhan pesat agama Islam di Eropa. The National Catholic Reporter melaporkan sejumlah orang garis keras menyatakan bahwa satu-satunya cara mencegah kaum Muslim mendapatkan kekuatan di Eropa adalah dengan berhenti bertoleransi terhadap Islam dan umat Islam; kalangan lain yang lebih objektif dan rasional menekankan kenyataan bahwa oleh karena kedua agama percaya pada satu Tuhan, sepatutnya tidak ada celah bagi perselisihan ataupun persengketaan di antara keduanya. Dalam satu sesi, Uskup Besar Karl Lehmann dari Jerman menegaskan bahwa terdapat lebih banyak kemajemukan internal dalam Islam daripada yang diketahui oleh banyak umat Nasrani, dan pernyataan-pernyataan radikal seputar Islam sesungguhnya tidak memiliki dasar. (1)
Mempertimbangkan kedudukan kaum Muslim di saat menjelaskan kedudukan Gereja di milenium baru sangatlah tepat, mengingat pendataan tahun 1999 oleh PBB menunjukkan bahwa antara tahun 1989 dan 1998, jumlah penduduk Muslim Eropa meningkat lebih dari 100 persen. Dilaporkan bahwa terdapat sekitar 13 juta umat Muslim tinggal di Eropa saat ini: 3,2 juta di Jerman, 2 juta di Inggris, 4-5 juta di Prancis, dan selebihnya tersebar di bagian Eropa lainnya, terutama di Balkan. Angka ini mewakili lebih dari 2% dari keseluruhan jumlah penduduk Eropa. (2)
Kesadaran Beragama di Kalangan Muslim Meningkat di Eropa
Penelitian terkait juga mengungkap bahwa seiring dengan terus meningkatnya jumlah Muslim di Eropa, terdapat kesadaran yang semakin besar dalam menjalankan agama di kalangan para mahasiswa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde di bulan Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak kaum Muslims terus melaksanakan sholat, pergi ke mesjid, dan berpuasa. Kesadaran ini terlihat lebih menonjol di kalangan mahasiswa universitas.(3)
Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media masa asing di tahun 1999, majalah Turki Aktüel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam.
Islam adalah Bagian Tak Terpisahkan dari Eropa
Bersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam hanya baru-baru ini saja, akan tetapi Islam sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Eropa.
Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan dekat selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung Iberia, dan kemudian selama masa Perang Salib (1095-1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua masyarakat itu. Kini banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya Abad Pertengahan menuju terang-benderangnya Masa Renaisans. Di masa ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum Muslim memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun.
Bersatu pada Pijakan Bersama: "Monoteisme"
Perkembangan Islam juga tercerminkan dalam perkembangan dialog antar-agama baru-baru ini. Dialog-dialog ini berawal dengan pernyataan bahwa tiga agama monoteisme (Islam, Yahudi, dan Nasrani) memiliki pijakan awal yang sama dan dapat bertemu pada satu titik yang sama. Dialog-dialog seperti ini telah sangat berhasil dan membuahkan kedekatan hubungan yang penting, khususnya antara umat Nasrani dan Muslim. Dalam Al Qur'an, Allah memberitahukan kepada kita bahwa kaum Muslim mengajak kaum Ahli Kitab (Nasrani dan Yahudi) untuk bersatu pada satu pijakan yang disepakati bersama:
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. Ali 'Imran, 3: 64)
Ketiga agama yang meyakini satu Tuhan tersebut memiliki keyakinan yang sama dan nilai-nilai moral yang sama. Percaya pada keberadaan dan keesaan Tuhan, malaikat, Nabi, Hari Akhir, Surga dan Neraka, adalah ajaran pokok keimanan mereka. Di samping itu, pengorbanan diri, kerendahan hati, cinta, berlapang dada, sikap menghormati, kasih sayang, kejujuran, menghindar dari berbuat zalim dan tidak adil, serta berperilaku mengikuti suara hati nurani semuanya adalah sifat-sifat akhak terpuji yang disepakati bersama. Jadi, karena ketiga agama ini berada pada pijakan yang sama, mereka wajib bekerja sama untuk menghapuskan permusuhan, peperangan, dan penderitaan yang diakibatkan oleh ideologi-ideologi antiagama. Ketika dilihat dari sudut pandang ini, dialog antar-agama memegang peran yang jauh lebih penting. Sejumlah seminar dan konferensi yang mempertemukan para wakil dari agama-agama ini, serta pesan perdamaian dan persaudaraan yang dihasilkannya, terus berlanjut secara berkala sejak pertengahan tahun 1990-an.
Kabar Gembira tentang Datangnya Zaman Keemasan
Dengan mempertimbangkan semua fakta yang ada, terungkap bahwa terdapat suatu pergerakan kuat menuju Islam di banyak negara, dan Islam semakin menjadi pokok bahasan terpenting bagi dunia. Perkembangan ini menunjukkan bahwa dunia sedang bergerak menuju zaman yang sama sekali baru. Yaitu sebuah zaman yang di dalamnya, insya Allah, Islam akan memperoleh kedudukan penting dan ajaran akhlak Al Qur'an akan tersebar luas. Penting untuk dipahami, perkembangan yang sangat penting ini telah dikabarkan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu:
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai." (QS. At Taubah, 9: 32-33)
Tersebarnya akhlak Islami adalah salah satu janji Allah kepada orang-orang yang beriman. Selain ayat-ayat ini, banyak hadits Nabi kita SAW menegaskan bahwa ajaran akhlak Al Qur'an akan meliputi dunia. Di masa-masa akhir menjelang berakhirnya dunia, umat manusia akan mengalami sebuah masa di mana kezaliman, ketidakadilan, kepalsuan, kecurangan, peperangan, permusuhan, persengketaan, dan kebobrokan akhlak merajalela. Kemudian akan datang Zaman Keemasan, di mana tuntunan akhlak ini mulai tersebar luas di kalangan manusia bagaikan naiknya gelombang air laut pasang dan pada akhirnya meliputi seluruh dunia. Sejumlah hadits ini, juga ulasan para ulama mengenai hadits tersebut, dipaparkan sebagaimana berikut:
Selama [masa] ini, umatku akan menjalani kehidupan yang berkecukupan dan terbebas dari rasa was-was yang mereka belum pernah mengalami hal seperti itu. [Tanah] akan mengeluarkan panennya dan tidak akan menahan apa pun dan kekayaan di masa itu akan berlimpah. (Sunan Ibnu Majah)
… Penghuni langit dan bumi akan ridha. Bumi akan mengeluarkan semua yang tumbuh, dan langit akan menumpahkan hujan dalam jumlah berlimpah. Disebabkan seluruh kebaikan yang akan Allah curahkan kepada penduduk bumi, orang-orang yang masih hidup berharap bahwa mereka yang telah meninggal dunia dapat hidup kembali. (Muhkhtasar Tazkirah Qurtubi, h. 437)
Bumi akan berubah seperti penampan perak yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan ... (Sunan Ibnu Majah)
Bumi akan diliputi oleh kesetaraan dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi oleh penindasan dan kezaliman. (Abu Dawud)
Keadilan akan demikian jaya sampai-sampai semua harta yang dirampas akan dikembalikan kepada pemiliknya; lebih jauh, sesuatu yang menjadi milik orang lain, sekalipun bila terselip di antara gigi-geligi seseorang, akan dikembalikan kepada pemiliknya… Keamanan meliputi seluruh Bumi dan bahkan segelintir perempuan bisa menunaikan haji tanpa diantar laki-laki. (Ibn Hajar al Haitsami: Al Qawlul Mukhtasar fi `Alamatul Mahdi al Muntazar, h. 23)
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, Zaman Keemasan akan merupakan suatu masa di mana keadilan, kemakmuran, keberlimpahan, kesejahteraan, rasa aman, perdamaian, dan persaudaraan akan menguasai kehidupan umat manusia, dan merupakan suatu zaman di mana manusia merasakan cinta, pengorbanan diri, lapang dada, kasih sayang, dan kesetiaan. Dalam hadits-haditsnya, Nabi kita SAW mengatakan bahwa masa yang diberkahi ini akan terjadi melalui perantara Imam Mahdi, yang akan datang di Akhir Zaman untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan, ketidakadilan, dan kehancuran akhlak. Ia akan memusnahkan paham-paham yang tidak mengenal Tuhan dan menghentikan kezaliman yang merajalela. Selain itu, ia akan menegakkan agama seperti di masa Nabi kita SAW, menjadikan tuntunan akhlak Al Qur'an meliputi umat manusia, dan menegakkan perdamaian dan menebarkan kesejahteraan di seluruh dunia.
Kebangkitan Islam yang sedang dialami dunia saat ini, serta peran Turki di era baru merupakan tanda-tanda penting bahwa masa yang dikabarkan dalam Al Qur'an dan dalam hadits Nabi kita sangatlah dekat. Besar harapan kita bahwa Allah akan memperkenankan kita menyaksikan masa yang penuh berkah ini.
Rujukan:
1. "
2. "Muslims in
3. Time, 24 Desember 2001.